counter create hit
ArticleCase

Ambalat ? Terimakasih Malaysia !

Ambalat
Ambalat

Pulau yang terletak di laut Sulawesi ini luasnya 15.235 kilometer persegi. Blok laut bernama Ambalat itu dirundung sengketa sejak 1967, ketika pemerintah RI dan Malaysia sama-sama mengklaim blok tersebut.

Namun pada tahun 1979 pihak Malaysia membuat peta baru mengenai tapal batas kontinental dan maritim dengan secara sepihak memasukkan blok maritim Ambalat ke dalam wilayahnya. Hal ini tentu saja menuai protes Indonesia.

Negeri jiran tersebut dianggap berupaya melakukan ekspansi ke wilayah kedaulatan RI. Perundingan-perundingan kemudian dilakukan terkait klaim blok ambalat. Namun hingga sekarang belum juga mencapai kata sepakat. Malah pihak Malaysia semakin agresif dengan mengejar nelayan Indonesia keluar Ambalat 21 Februari 2005.

Sikap Malaysia tersebut menambah ketegangan di Ambalat. Kapal-kapal perang Indonesia dan Malaysia saling berhadap-hadapan di perairan tersebut. Bahkan sempat terjadi insiden penyerempetan. KRI Tedong Naga menyerempet Kapal Rencong, milik Pasukan Diraja Malaysia, 8 April 2005. Namun dalam insiden tersebut tidak terjadi tembak-menembak.

Insiden ini kemudian berlanjut dengan seringnya kapal Angkatan Laut Malaysia memasuki perairan RI.

Tindakan Malaysia ini tentu saja mengundang reaksi Indonesia. Sejumlah pihak menuding provokasi kapal patroli Malaysia akibat lemahnya diplomasi Departemen Luar Negeri (Deplu) Indonesia.
Sementara pengamat hukum internasional, dari Universitas Islam Indonesia (UII) Djawahir Tantowi, menyatakan lemahnya diplomasi Indonesia karena merasa kurang pede dengan alutsista yang dimiliki militer Indonesia.

Sementara, dikutip dari sumber detikcom,   Deplu balik menuding, dalam kasus Ambalat justru yang harus dipertanyakan sikap militer RI yang tidak berbuat apa-apa. Pasalnya, pulau Ambalat sudah menjadi bagian RI.

“Harusnya TNI AL langsung menembak kapal patroli Malaysia jika telah melampaui batas kedaulatan RI. Jangan kita (Deplu) yang selalu disalahkan,” jelas pejabat Deplu yang enggan disebut namanya tersebut.

Terlepas dari itu semua, saat ini barulah banyak orang bertanya, seberapa kuat AL kita dan seberapa kuat AU kita?  Kekuatan perang menentukan seberapa gagah seorang diplomat dapat menjalankan tugasnya !   Ironis nya bila tidak ada ancaman apa-apa ….ya …”EGP”   aja!

Nah, melihat ini  kita semua pasti menjadi geram.   Akan tetapi, sekedar geram tidak ada gunanya.   Saya ingin mengajak untuk kita melihatnya dari sudut yang lain.

Kita seharusnya menyampaikan “terimakasih” kepada Malaysia, karena telah mengingatkan kepada kita semua .

Selama ini kita tidak pernah berpikir untuk membangun Angkatan Perang yang kuat dan minimal bisa mengimbangi kekuatan yang dimiliki oleh negara tetangga di kawasan lingkungan.   Berikutnya adalah kita sudah terlalu jauh “mengumbar” susunan kekuatan perang kita di media masa.

Dengan Malaysia berbuat seperti sekarang ini, seolah ia ingin menyampaikan pesan : “ayo bangun,  bikin dong kekuatan Angkatan Perang yang kuat, sesuai dengan besarnya negara mu dan juga sesuai dengan kekayaan alam mu dan kekayaan sdm mu !”    Ayo Bung, kondisi Angkatan Perang mu yang kekurangan biaya itu jangan terus-terusan di bahas di televisi dan koran-koran dong !

Ternyata, Malaysia pun tidak suka melihat kita tidak punya Angkatan Perang yang Kuat, jadi ya diganggu aja !   Supaya kita sadar barangkali.

Singapura yang sangat lebih kecil dari Malaysia, ternyata jauh lebih menakutkan dari  pada Indonesia ?   Malaysia nggak berani ngeledek Singapura !

Untuk diketahui berikut ini saya kutip dari sebuah dokumen terbuka yang layak dipercaya tentang Angkatan Perang Singapura :

“In contrast to most other Southeast Asian State, the SAF (Singapore Armed Forces) has focused on developing capabilities for offensively-oriented conventional warfare rather than internal security operations and teritorial defence” .   Many details of its military equipment, organisation and capabilities remain shrouded in secrecy !

Bayangkan, negara sekecil itu membangun Angkatan Perangnya dengan orientasi menyerang, bukan bertahan!   Juga detail kekuatan, organisasi dan kemampuan Angkatan Perang nya senantiasa dirahasiakan, tidak boleh di  “publish” di media !   (refleksi dari adanya “strong and visioner leader” dinegara kecil itu)

Tidak untuk apa-apa, saya hanya ingin menguraikan ini sebagai tambahan referensi dalam merenung dan berpikir kedepan.   Tidak apa, masih belum terlambat sekali, mari kita semua bersatu padu menghadapi tantangan ini.   Seorang guru silat mengatakan : jaga kehormatan dan harga dirimu, jangan berkelahi, kecuali engkau akan menang, selanjutnya “pikir sendiri”.

Semoga Republik Indonesia selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Amin.

 

Sekali lagi ,Have a nice week end !

Related Articles

3 Comments

  1. suatu renungan tambahan lagi buat bangsa-ku ini ,
    Mari bayar pajak yg benar , berantas korupsi dan elit politik tdk saling hujat , stop perjalanan/study bandiung yang notabene hanya JALAN JALAN aja.
    agar pemeintah punya dana buat gantiin peralatang perang rongsok di barak barak tua itu .
    Masa kecil saya yg selalu hidup di tangsi militer , masih ingat betul bagaimana panser panser di barak militer sering mogok.
    senjata senjata sering diminyaki dg minyak kelapa duh miskinnya !
    Skali lagi, mari berkarya dan bayarlah pajak….. agar pemeintah punya duit…. ga lagi mencicil Sukoi satu persatu atau ditukar guling dgn Sawit……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Check Also
Close
Back to top button