Pameran buku kedirgantaraan tulisan Chappy Hakim di PERPUSNAS tanggal 11 dan 12 Agustus 2025
Oleh : Redaksi Netral News.com
Jika langit adalah ruang tanpa batas, maka menulis adalah upaya manusia menaklukkannya dengan makna. Itulah yang dilakukan Chappy Hakim tokoh militer, pemikir strategi, dan penulis produktif selama lebih dari empat dekade. Ia menapaki jalan literasi dengan ketekunan seorang prajurit dan kejernihan pandangan seorang negarawan. Dalam jejak panjang kariernya, dari seorang penerbang Hercules hingga menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Chappy Hakim tidak hanya terbang di angkasa, tetapi juga menjelajah cakrawala pemikiran melalui tulisan-tulisannya yang tajam, reflektif, dan penuh wawasan.
Tulisan pertamanya dimuat di harian Kompas pada 22 Juni 1988. Sejak itu, semesta literasi Indonesia memiliki satu lagi suara yang khas suara langit. Pemikiran-pemikiran Chappy Hakim tentang dirgantara, pertahanan, keamanan nasional, dan demokrasi dituangkannya dalam ratusan artikel dan puluhan buku. Karya tulisnya melintasi ruang-ruang diskusi strategis, mulai dari kolom opini surat kabar hingga jurnal ilmiah, dari platform digital sampai panggung-panggung seminar nasional dan internasional. Ia telah menjadikan pena sebagai perpanjangan kokpit, tempat ia menerbangkan gagasan demi menjaga Indonesia tetap berdiri tegak di langit kedaulatannya.
Buku pertamanya, Pelangi Dirgantara, terbit pada tahun 1999 dan menjadi pembuka jalan bagi puluhan karya berikutnya. Buku ini telah dicetak ulang oleh berbagai penerbit, termasuk oleh Penerbit Buku Kompas (PBK) pada tahun 2010. Melalui buku ini, Chappy tidak hanya menarasikan kisah penerbangan, tetapi juga menanamkan semangat cinta tanah air melalui pemahaman strategis tentang ruang udara nasional. Pesan utamanya tegas langit bukan hanya ruang transit pesawat, tapi wilayah kedaulatan yang harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh. Dirgantara adalah masa depan kehidupan umat manusia.
Selama lebih dari tiga dekade menulis, Chappy Hakim terus produktif tanpa jeda. Ketika media digital mulai berkembang, ia menyambutnya dengan semangat adaptif. Tahun 2009, ia mulai menulis di Kompasiana, platform jurnalisme warga milik Kompas Gramedia. Kumpulan tulisan terbaiknya di sana diterbitkan menjadi buku berjudul Cat Rambut Orang Yahudi, disunting oleh Pepih Nugraha dan diberi kata pengantar oleh mendiang Jakob Oetama, salah satu tokoh pers Indonesia.
Tahun 2019 menjadi titik penting lainnya dalam perjalanan literasinya. Atas undangan Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com saat itu, Chappy rutin menulis kolom mingguan di portal berita tersebut. Dalam waktu empat tahun, lahirlah empat jilid buku Defense and Aviation, yang masing-masing mewakili satu tahun pemikiran strategisnya. Buku-buku ini menjadi bukti bahwa isu pertahanan dan dirgantara tetap relevan dan penting dibicarakan dalam era digital dan demokrasi yang semakin kompleks.
Tak berhenti di sana, ia juga menulis untuk UC Web, sebuah platform digital yang menjangkau jutaan pembaca muda. Dari kerja sama ini lahir buku 100 Artikel CH di UC Web, yang menyuarakan beragam isu dari perspektif seorang negarawan yang berakar kuat dalam tradisi militer. Ia juga menyumbangkan pemikiran melalui Netralnews.com, yang kemudian menghasilkan dua buku bertema Keamanan Nasional dan Penerbangan, dua topik yang tak pernah lepas dari perhatian Chappy.
Dalam lintasan waktu hingga 2025, Chappy Hakim telah menulis lebih dari 50 buku. Sebanyak 27 di antaranya diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, menunjukkan dedikasi jangka panjangnya dalam membangun literasi strategis bagi bangsa. Tahun ini, dua buku pentingnya diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia (YPOI): Mimpi Demokrasi dan FIR dan Kedaulatan Negara di Udara. Kedua buku ini tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga menyingkap relung terdalam persoalan kebangsaan tentang siapa dan ke mana arah masa depan kita seharusnya.
Buku terbarunya yang diterbitkan oleh PBK berjudul Retired but Not Expired, menjadi penegasan bahwa pengabdian seorang patriot tidak berhenti saat masa dinas selesai. Justru, melalui tulisanlah ia terus hidup, terus berbicara, dan terus memberi arah bagi generasi berikutnya.
Yang luar biasa, karya-karyanya tidak hanya beredar di Indonesia, tetapi juga telah menyeberang hingga mancanegara. Lebih dari 50 buku Chappy Hakim telah dikoleksi oleh sedikitnya enam perpustakaan besar di Amerika Serikat, termasuk Library of Congress. Di Eropa, bukunya tersedia di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, dan di Asia-Pasifik tersimpan di perpustakaan Australian National University (ANU) di Canberra, Australia. Ini adalah bukti bahwa suara langit Indonesia yang diusung Chappy, telah menjadi bagian dari percakapan global.
Menulis bukan hanya soal menerbitkan buku. Dalam diri Chappy, menulis adalah bentuk tanggung jawab intelektual. Setiap artikel dan buku yang ia hasilkan adalah refleksi dari perjalanan panjang seorang perwira yang memahami bahwa pertahanan negara tidak hanya dibangun oleh senjata, tetapi juga oleh ide, pengetahuan, dan kesadaran publik. Lewat literasi, ia mengedukasi publik tentang pentingnya ruang udara, ancaman strategis, geopolitik kawasan, hingga dilema demokrasi di negeri ini.
Maka, tak heran bila pameran buku kedirgantaraan Agustus 2025 ini menjadi tonggak penting dalam merayakan kontribusi luar biasa Chappy Hakim bagi literasi strategis bangsa. Ini bukan sekadar pameran buku, tetapi perayaan atas semangat seorang patriot yang tak pernah berhenti menulis demi langit Indonesia.
Bio Data Chappy Hakim
Lahir di Yogyakarta, 17 Desember 1947. Menempuh pendidikan dari TK hingga SMA di Jakarta, lalu lulus dari Akademi Angkatan Udara pada tahun 1971.
Mengikuti berbagai pendidikan militer dalam dan luar negeri, termasuk di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pernah menjabat sebagai Komandan Skadron C-130, Komandan Pangkalan Udara Margahayu, Komandan Wing Taruna AAU, Gubernur AAU, Komandan Jenderal Akademi TNI, hingga Kepala Staf TNI AU (2002–2005).
Tahun 2007 di tugaskan Presiden RI memimpin Tim Nasional Evaluasi Keamanan dan Keselamatan Transportasi (EKKT). Tahun 2016 di beri tugas oleh Presiden RI menjabat CEO Freeport Indonesia. Tahun 2019 mendirikan Indonesia Center for Air Power Studies (ICAP). Kini aktif menulis dan memberi ceramah di berbagai forum nasional dan internasional.
Motonya : Dirgantara adalah masa depan kehidupan Umat Manusia
Nenek Moyangku Orang Pelaut, Anak Cucuku Insan Dirgantara !
Referensi:
- Chappy Hakim. Pelangi Dirgantara. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010.
- Chappy Hakim. Pesawat Terbang itu Berbahaya. Jakarta: PBK, 2024.
- Chappy Hakim. Cat Rambut Orang Yahudi. Jakarta: Kompasiana, 2011.
- Chappy Hakim. Defense and Aviation Vol. 1–4. Jakarta: Kompas.com, 2019–2023.
- Chappy Hakim. 100 Artikel CH di UC Web. Jakarta: UC Web Indonesia, 2020.
- Chappy Hakim. Mimpi Demokrasi; FIR dan Kedaulatan Negara di Udara. Jakarta: YPOI, 2025.
- Chappy Hakim. Retired but Not Expired. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2024.
- Koleksi WorldCat, Library of Congress, Leiden University Library, ANU Canberra – Pencarian bibliografi atas nama Chappy Hakim.