Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Mengapa Pesawat AirAsia QZ 535 Turun Cepat dari 34.000 ke 10.000 Kaki?
    Article

    Mengapa Pesawat AirAsia QZ 535 Turun Cepat dari 34.000 ke 10.000 Kaki?

    Chappy HakimBy Chappy Hakim10/17/2017Updated:10/17/2017No Comments3 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email





    PESAWAT Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 535 rute Perth (Australia) menuju Denpasar (Bali, Indonesia) terpaksa putar balik pada Minggu (15/9/2017).

    Hal itu terjadi karena pesawat Airbus A320 itu tiba-tiba mengalami kendala teknis, “jatuh” dari ketinggian 34.000 kaki ke ketinggian 10.000 kaki dalam waktu beberapa menit saja.

    Beberapa media massa, termasuk media online, mengabarkan tentang kepanikan yang terjadi saat pesawat terbang Air Asia QZ 535 itu mengalami gangguan teknis.

    Seperti biasa, kejadian seperti ini selalu saja mengundang banyak pertanyaan dari orang awam tentang apa sebenarnya yang terjadi.

    Pada setiap terjadi kecelakaan pesawat terbang, dipastikan banyak orang yang ingin dengan segera mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut.

    Dari kondisi yang seperti inilah, maka wajar saja kemudian banyak orang membuat analisis sendiri-sendiri dengan latar pengetahuan yang dimilikinya masing-masing untuk mengambil kesimpulan tentang apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.

    Tidak ada yang salah dengan itu semua. Akan tetapi, yang amat disayangkan adalah akan muncul pemahaman yang belum tentu benar, bahkan menyesatkan terhadap analisis yang beredar.

    Mengapa demikian? Karena, analisis yang dilakukan belum berdasar kepada data-data yang akurat atau valid, di samping akan sangat tergantung kepada kompetensi individu yang melakukan analisis tersebut.

    Setiap negara pasti memiliki badan penyelidik keamanan transportasi dengan nama yang berbeda-beda. Amerika menyebutnya sebagai NTSB atau National Transportation Safety Board dan Indonesia dikenal dengan nama KNKT, Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

    Badan inilah yang memiliki kompetensi melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya kecelakaan. Para anggota penyelidik penyebab kecelakaan harus memenuhi persyaratan dan memegang sertifikat sebagai investigator dari instansi yang berwenang.

    Hanya KNKT dan atau NTSB-lah yang memiliki hak untuk membaca kotak hitam pesawat terbang yang mengalami kecelakaan. Dengan demikian, maka jelas sekali bahwa bila kita ingin mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan, kita harus sabar menunggu hasil penyelidikan dari NTSB atau KNKT. Semua analisis yang dilakukan oleh orang dan atau badan selain dari KNKT pasti akurasinya patut dipertanyakan.

    Khusus mengenai kejadian Air Asia QZ 535 yang dikabarkan “jatuh” dari 34.000 feet ke 10.000 feet, dapat dipastikan bahwa kabar tersebut adalah tidak benar.

    Pesawat terbang dibangun dengan bentuk dan wujud yang seperti kita saksikan adalah sebuah bentuk yang “aerodinamis”. Bentuk yang seperti itu menjadikan pesawat terbang tidak bisa “jatuh”, dalam arti jatuh seperti batu secara vertikal.

    Bentuk pesawat terbang menjadikannya, apabila jatuh, dia akan gliding atau meluncur dengan sudut kemiringan tertentu, bergantung pada berat pesawat saat itu. Sekali lagi, pesawat terbang tidak bisa jatuh seperti batu yang jatuh secara vertikal.

    Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa dia “jatuh” dari ketinggian 34.000 kaki ke 10.000 kaki hanya dalam hitungan beberapa menit?

    Jawaban sederhana adalah apabila pesawat terbang yang tengah terbang tinggi sekitar 34.000 kaki mengalami gangguan pada sistem pengaturan udara dan tekanan dalam kabin (Aircraft Air Conditioning and Pressurization System), maka prosedur keadaan darurat mengharuskan pesawat terbang secepat mungkin turun ke 10.000 kaki.

    Mengapa begitu? Karena, pada 34.000 kaki dengan gangguan sistem pengaturan udara dan tekanan kabin, maka akan terjadi kondisi kekurangan oksigen dan kekurangan tekanan udara yang membahayakan nyawa manusia.

    Pesawat terbang harus segera diturunkan ke 10.000 kaki agar dapat memperoleh kadar oksigen dan tekanan udara yang normal. Itu mungkin yang terjadi sehingga tindakan pilot yang menurunkan pesawat terbangnya dengan cepat dirasakan seperti “jatuh”.

    Ini adalah semata dugaan dari atau berdasar pada apa yang diberitakan oleh berbagai media. Tentang apa sebenarnya yang terjadi, sekali lagi kita harus bersabar menanti hasil dari penyelidikan KNKT-nya Australia dan atau Malaysia.

    Air Asia Air Asia QZ 535
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleMomen 5 Oktober dan Elektabilitas Presiden Jokowi
    Next Article Persaudaraan Pilot Angkatan Udara dalam medan perang
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Mengapa Dunia Masih Memilih Demokrasi, Meski Tahu Risikonya?

    05/05/2025
    Article

    UFO: Misteri Yang Masih Menarik

    05/05/2025
    Article

    Hickam Air Force Base: Jejak Strategis Amerika di Pasifik Barat

    05/05/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.