Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Boeing 777 – SQ 321 Anjlog
    Article

    Boeing 777 – SQ 321 Anjlog

    Chappy HakimBy Chappy Hakim05/25/2024Updated:05/25/2024No Comments4 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    (Seberapa Aman Naik Pesawat Terbang) 

           Hari Senin tanggal 20 Mei pesawat Boeing 777 – 300ER penerbangan SQ 321, rute London Singapura mengalami turbulensi dahsyat.   Demikian fatalnya sehingga 1 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka parah dan ringan.   Berita yang cukup mengguncangkan dunia penerbangan global ini, mungkin adalah salah satu kecelakaan terparah pesawat terbang akibat guncangan turbulensi di udara.   Pesawat anjlog dari ketinggian 37.000 kaki ke 31.000 kaki dalam waktu relatif singkat.   Pertanyaan yang muncul adalah mengapa hal itu bisa terjadi.

            Dari sekian banyak pemberitaan dan sumber yang layak dipercaya, ada beberapa catatan penting yang dapat dijadikan rujukan.   Pertama adalah dari foto radar terlihat lokasi kejadian menunjukkan pesawat berada dekat sekali dengan garis ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone).   ITCZ adalah garis  bergerak disekitar khatulistiwa yang menunjukkan pertemuan arus angin Utara Selatan sesuai musim dan merupakan wilayah turbulensi berbahaya.   Berikutnya, disebut pula dalam salah satu pemberitaan lainnya bahwa  Weather reports show severe thunderstorms in the area.   Laporan cuaca menunjukkan pesawat berada di daerah badai petir yang parah.   Lebih lanjut lagi salah seorang penumpang dalam pengakuannya mengatakan bahwa “It was cloudy outside, completely white,”.  Warna putih mengkilat adalah salah satu ciri khas dari jenis awan berbahaya bernama CB (Cummulonimbus).  Awan CB merupakan atau terdiri dari konsentrasi badai petir dengan turbulensi yang sangat dahsyat.   Dari 3 catatan penting itu, maka dapat disimpulkan untuk sementara bahwa pesawat terbang terlanjur masuk ke wilayah cuaca yang sangat buruk.

            Pertanyaan berikutnya adalah mengapa pesawat terbang memasuki wilayah cuaca buruk tidak memberi peringatan kepada penumpang untuk segera kembali ketempat duduk dan mengenakan sabuk pengaman. Sebuah standar normal prosedur yang berlaku dalam operasi penerbangan. Salah satu kemungkinan adalah bisa saja Pilot tidak sadar karena pesawat terbang memasuki wilayah CAT (Clear Air Turbulence).   CAT adalah kondisi cuaca yang terlihat clear atau jernih tidak berawan tetapi mengandung turbulensi.  CAT tidak terlihat oleh mata dan juga tidak terdeteksi oleh Weather Radar.  Hal ini kecil sekali kemungkinannya, karena CAT dengan turbulensi tinggi  jarang terjadi di sekitaran ITCZ.   CAT biasanya terjadi diwilayah kawasan negara dengan 4 musim.   Lebih jauh lagi CAT yang berbahaya bagi penerbangan biasanya tercantum dalam weather forecast yang harus dilihat Pilot terlebih dahulu saat mengisi Flight Plan atau rencana penerbangan untuk dapat dihindari.

    Pertanyaannya sekali lagi adalah mengapa pesawat terbang terlanjur masuk dalam wilayah turbulensi berat namun tidak ada pemberitahuan sebelumnya.  Padahal cuaca buruk dalam penerbangan dapat dengan mudah diketahui oleh pilot melalui layar radar cuaca yang ada di kokpit.  Sebelum memasuki wilayah yang diduga akan terjadi guncangan akibat cuaca, Pilot pasti akan memberitahukan kepada penumpang dan awak kabin untuk segera kembali ketempat duduk dan mengenakan sabuk pengaman.  Lalu mengapa hal itu tidak dilakukan ?

    Inilah sebuah pertanyaan yang hanya bisa diungkap nanti oleh tim investigasi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.   Seiring dengan ungkapan rasa prihatin dan turut berduka atas kejadian ini, kiranya kita semua harus bersabar menanti hasil penyelidikan usai dilaksanakan.   Penyelidikan atas terjadinya kecelakaan ini setidaknya akan dilakukan oleh TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) Singapura, bekerjasama dengan AAIC (Aircraft Accident Investigation Committee) of Thailand dan pihak pabrik pesawat terbang Boeing.  Standar penyelidikan yang cermat dan mendalam akan dilakukan dengan satu tujuan yaitu agar kejadian dengan penyebab yang sama tidak terulang kembali.   Penyelidikan atau investigasi ini sama sekali tidak bertujuan untuk semata mencari cari kesalahan atau siapa yang bersalah, sehingga prosesnya dapat berjalan seobyektif mungkin.

    Diluar itu semua tentu saja peristiwa ini akan menimbulkan banyak kekhawatiran orang tentang bahaya bepergian dengan pesawat terbang.  Tidak usah khawatir, karena teknologi penerbangan dalam hal ini  pesawat terbang sudah sedemikian tinggi dan canggih dalam menjaga aspek keselamatan penerbangan.   Mereka yang menjadi korban pada kecelakaan ini adalah mereka yang kebetulan sekali tidak mengenakan sabuk pengaman.  Tips untuk para penumpang pesawat terbang, duduk dan kenakan sabuk pengaman sepanjang penerbangan.   Semoga kedepan tidak akan terjadi lagi kecelakaan pesawat terbang.

    Jakarta 23 Mei 2024

    Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleDirgahayu ke-78 TNI Angkatan Udara
    Next Article Boeing 777 – SQ 321 Plunges: How Safe is Air Travel?
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Kasus McChrystal dan Retaknya Strategi Global Amerika

    06/17/2025
    Article

    Bagaimana Hanud RI ?

    06/17/2025
    Article

    Upaya AS Menjaga Balance of Power di Pasifik

    06/17/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.