counter create hit
ArticleAviationFlightOpinion

Transportasi Udara antara Pelayanan, Bisnis dan Keselamatan Terbang

Konsisten Jaga Prokes, Bandara Soetta Pertahankan Certificate of Airport  Health Accreditation        Transportasi Udara sebagai sistem, dengan segala kelebihan dan kekurangannya akan tetap selalu berada dalam atau dipengaruhi oleh dua aspek yang sangat dominan yaitu sebagai unsur pelayanan masyarakat dan sekaligus sebagai bentuk bisnis yang menjanjikan.   Sebagai bisnis, Maskapai Penerbangan sudah dikenal terlihat menggiurkan akan tetapi pada kenyataannya tidak mudah untuk memperoleh sukses secara finansial.   Banyak contoh tentang betapa Maskapai Penerbangan dengan kemudahan ijin, rute dan fasilitas lain dalam operasionalnya ternyata tidak juga berhasil dan bahkan bangkrut.  Sempati Air, Merpati Nusantara Airlines dan Garuda Indonesia adalah sekedar contoh saja.  Pada titik inilah maka inovasi dalam menjalankan bisnis sebuah Maskapai Penerbangan menjadi hal yang sangat penting.   Kemajuan tekonologi dibidang penerbangan terlihat sebagai salah satu faktor yang sangat mendukung bisnis Maskapai Penerbangan, akan tetapi seiring dengan itu ia juga menjadi salah satu tantangan yang memerlukan jawaban yang tepat.

Keunggulan kompetitif moda angkutan udara dibanding dengan moda transportasi lainnya ternyata tidak serta merta membuat pengelolaan sebuah Maskapai Penerbangan menjadi lebih mudah.   Hal ini terbukti  selama bertahun tahun para pengelola Maskapai Penerbangan terus berusaha tiada henti mempromosikan berbagai bentuk pelayanan, strategi pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi tetap saja tidak banyak yang berhasil menuai sukses.  Di Indonesia kita belum sempat menyaksikan hadirnya sebuah Maskapai Penerbangan yang sukses dan dapat menjadi role model baik sebagai unsur pelayanan, apalagi sebagai entitas bisnis. Disinilah inovasi dalam bisnis Maskapai Penerbangan menjadi sangat menentukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sebagai salah satu sektor utama dalam industri penerbangan pada umumnya.   

Penggunaan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor andalan bagi Maskapai penerbangan dalam berinovasi.  Kita  telah menyaksikan betapa Maskapai Penerbangan berusaha keras dalam memperkenalkan berbagai jenis teknologi seperti aplikasi seluler, jaringan wifi, kios check-in mandiri, dan bahkan juga sistem pelayanan bagasi otomatis.  Kesemua itu bertujuan agar mempermudah para pelacong dalam proses check in agar tidak berlama lama membuang waktu percuma di Bandara.    Tidak itu saja beberapa maskapai penerbangan juga telah memperkenalkan teknologi virtual reality (VR) untuk meningkatkan pengalaman yang lebih mengesankan dalam penerbangan yang kadang kadang membosankan.

Sejarah dan Awal Mula Terbentuknya Artificial Intelligence (AI)

Bidang inovasi lainnya adalah penggunaan analitik data dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan operasi maskapai penerbangan. Maskapai menggunakan analitik data untuk melacak penundaan penerbangan, perilaku penumpang, dan faktor lain yang memengaruhi operasi penerbangan. Informasi dari AI ini digunakan untuk mengoptimalkan jadwal penerbangan, meningkatkan manajemen armada, dan mengurangi biaya. AI juga digunakan untuk meningkatkan layanan pelanggan dengan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, seperti peningkatan efisiensi penerbangan dan pemilihan kursi, berdasarkan selera masing-masing pelanggan.

Penggunaan sosial media telah banyak digunakan oleh Maskapai Penerbangan dan juga agen perjalanan tentunya.  Instagram dan Tiktok telah banyak berperan dalam turut serta meningkatkan upaya promosi perjalanan moda transportasi udara.   Beberapa waktu lalu muncul model penerbangan biaya murah atau low cost carrier yang tiba tiba saja sempat mengguncangkan standar bisnis penerbangan yang mewah berlabel Jetset, glamour dan luxurious.   Inovasi bisnis model yang merubah banyak hal terutama dalam penampilan para pelancong angkutan udara.   Para pelancong pengguna transportasi udara berubah drastis penampilannya dari sosok yang menggunakan Jas Dasi dengan sepatu mengkilat menjadi sosok pelancong dengan celana pendek lusuh, kaos oblong dekil dan sendal jepit.   Demikian pula dengan apa yang terjadi di dalam kabin, dari makan minum yang serba gratis menjadi serba bayar.   Pada titik ini Maskapai seolah terpecah menjadi dua kelas penampilan yaitu penerbangan biaya murah meriah dan kelas premium yang berusaha mempertahankan derajat sebagai sarana transportasi kelas elit dengan “kemewahan” yang standar milik kaum Jetset.   Muncul  beberapa Maskapai Penerbangan kelas dunia yang menawarkan pelayanan yang tidak hanya kelas bisnis akan tetapi juga First Class dengan standar bintang 5.   Tidak bisa dihindari para pelancong udara memang kemudian terbagi dua terdiri dari pola bepergian dengan biaya murah dan mereka yang lebih memilih kelas premium.

 Pada kenyataannya transportasi udara adalah moda angkutan dengan biaya yang mahal.   Produk teknologi mutakhir yang memerlukan “operating cost” yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya, serta memerlukan kualitas sdm yang terlatih, menjadikan kesulitan besar bagi Maskapai untuk dapat menjual tiket dengan harga murah.   Inovasi dengan aneka macam diterapkan untuk bersaing menjual tiket murah, akan tetapi tetap saja ada titik batas tertentu yang tidak bisa dilampaui yaitu ketika beririsan dengan unsur keselamatan terbang.   Dunia penerbangan sangat terikat dengan standar aturan yang internasional sifatnya dan dituntut kepatuhan yang sangat ketat dalam implementasinya.   Dunia penerbangan yang sangat tinggi teknologinya menuntut kepatuhan terhadap regulasi (internasional) yang sangat ketat.   DIsinilah tentangan terberat yang akan dihadapi bagi sebuah inovasi untuk mendisain harga tiket murah.   Begitu berhadapan dengan regulasi yang internasional sifatnya, maka tidak ada jalan lain kecuali untuk mematuhinya.   Pelanggaran sedikit saja yang dilakukan sudah berarti akan berhadapan dengan risiko yang sangat besar.   Inovasi bisa saja berkembang dalam ranah pelayanan dan bisnis akan tetapi sama sekali tidak ada ruang untuk bermain dalam peraturan, ketentuan dan regulasi serta prosedur yang bersinggungan langsung dengan Aviation Safety.   Banyak yang mengatakan bahwa safety adalah mahal.   Pada dasarnya safety tidak bisa diukur harganya seperti pepatah yang mengatakan bahwa Safety is not expensive, it is priceless.    Sudah banyak contoh tentang bagaimana banyaknya kecelakaan pesawat terbang yang terjadi hanya karena kecerobohan dalam menyikapi faktor safety.   Dengan mencermati hasil penyelidikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang oleh KNKT (Komite Nasional Kecelakaan Transportasi) akan dengan mudah diketahui Maskapai Penerbangan mana yang sering mengalami kecelakaan dengan sebab kelalaian dan atau kecerobohan dalam menerapkan aturan, ketentuan, regulasi dan prosedur.   Sekali lagi Safety is not expensive, it is priceless !

Jakarta 10 April 2023

Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button