counter create hit
ArticleLifeMemoriesSocial

Serba Pertama

Peluncuran Buku pada tanggal 17 Desember 2009 yang baru lalu, telah berlangsung dengan sukses.   Disamping itu saya juga  merasa mendapatkan kehormatan yang luar biasa dengan begitu banyak teman, sahabat, handai taulan dan kolega serta beberapa pejabat yang berkenan hadir, walaupun dihari kerja.   Salah satu “seseorang” yang hadir itu adalah Bapak St.Sularto, Wakil Pemimpin Umum Kompas Gramedia yang memerlukan hadir mewakili Bapak Jakob Oetama , Pemimpin Umum Kompas Gramedia.  Saya merasa sangat dihargai oleh kehadiran beliau, yang juga mengisyaratkan betapa pimpinan Kompas Gramedia menaruh perhatian yang demikian besar terhadap dinamika kemajuan Kompasiana.com dewasa ini.   Kemajuan dalam arti positif berkenan dengan upaya terus menerus “mencerdaskan bangsa” melalui wadah media online itu.

Harian Kompas yang terbit hari ini, pada halaman 32 di rubrik “Nama dan Peristiwa” , ternyata juga telah menurunkan liputan acara ditanggal 17 Desember 2009.   Berikut ini berita selengkapnya :

Sabtu, 19 Desember 2009 | 03:21 WIB

Semakin banyak pensiunan tentara atau yang masih aktif menulis buku. Satu di antaranya Marsekal (Purn) Chappy Hakim (52), mantan Kepala Staf Angkatan Udara. Dua buku terbarunya, Awas Ketabrak Pesawat Terbang! dan Tanah Air dan Udaraku Indonesia, diluncurkan di Jakarta, Kamis (17/12).

”Saya mungkin satu-satunya pensiunan tentara yang tulisannya pernah dipakai untuk membela perkara di pengadilan,” kata Chappy dalam acara bedah buku yang dipandu Prajato SH  itu. Serba pertama? Ya, Chappy pantas berbangga. Dengan buku Cap Rambut Orang Yahudi yang terbit sebelumnya, terbit 3.000 eksemplar habis dalam tiga bulan, Chappy mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia sebagai ”Marsekal/Jenderal Bintang Empat Pertama yang tulisannya di blog diterbitkan menjadi Buku”.

Awas Ketabrak Pesawat Terbang! yang diterbitkan Grasindo merupakan kumpulan tulisan blog Chappy di situs kompasiana. com, terdiri atas 95 judul tulisan.

Selain musik sebagai hobi, bahkan menjadi kegiatan utama di usia pensiun, suami Pusparani Hasyim, ayah dua anak dan kakek satu cucu itu—lahir di Yogyakarta 17 Desember—juga piawai memainkan berbagai instrumen musik, terutama saksofon. ”Just for fun,” katanya! Namun, yang serba pertama, bolehlah, Pak! (STS)

Jakarta 19 Desember 2009

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Check Also
Close
Back to top button