Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Proses Pengambilan Keputusan di Negara Berkembang Studi Komparatif Meksiko dan Brasil
    Article

    Proses Pengambilan Keputusan di Negara Berkembang Studi Komparatif Meksiko dan Brasil

    Chappy HakimBy Chappy Hakim05/20/2025No Comments6 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Waving flag of Mexico and
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Artikel ini coba membahas proses pengambilan keputusan kebijakan publik di negara berkembang dengan studi komparatif pada Meksiko dan Brasil. Melalui pendekatan institusional dan ekonomi-politik, penelitian ini menyoroti variabel-variabel yang memengaruhi kualitas keputusan kebijakan. Variabel terikat utama adalah efektivitas kebijakan publik, sementara variabel bebas mencakup kapasitas institusional, fragmentasi elite, pengaruh eksternal, dan partisipasi masyarakat sipil. Analisis menunjukkan bahwa keputusan di negara berkembang sering kali diambil dalam kondisi ketidakstabilan struktural dan dominasi oligarki. Artikel ini merekomendasikan reformasi institusi dan peningkatan akuntabilitas publik sebagai prasyarat menuju tata kelola yang lebih demokratis.

    Studi tentang proses pengambilan keputusan telah menjadi tema penting dalam ilmu politik dan kebijakan publik. Namun, di negara berkembang seperti Meksiko dan Brasil, dinamika pengambilan keputusan berjalan dalam konteks yang unik — ditandai oleh warisan kolonialisme, transisi demokrasi yang tidak stabil, serta intervensi berbagai aktor non-negara. Dalam situasi seperti itu, kualitas keputusan publik tidak semata-mata ditentukan oleh desain kebijakan, tetapi juga oleh bagaimana kekuasaan dijalankan, siapa yang memiliki pengaruh dominan, dan bagaimana masyarakat merespons.

    Dalam kerangka analisis ini, artikel ini menggunakan pendekatan komparatif untuk menjelaskan bagaimana keputusan kebijakan dibuat di dua negara berkembang besar di Amerika Latin — Meksiko dan Brasil — dengan fokus pada identifikasi variabel bebas dan variabel terikat yang berkontribusi terhadap kualitas kebijakan publik.

    Kerangka Teoretis dan Konseptual

    Secara teoretis, artikel ini menggabungkan dua pendekatan utama:

    1. Neo-institusionalisme, yang memandang bahwa struktur dan aturan kelembagaan memengaruhi pilihan dan perilaku aktor politik dalam proses kebijakan.
    2. Ekonomi-politik pembangunan, yang menyoroti hubungan antara kekuasaan ekonomi dan pengambilan keputusan publik, terutama dalam konteks negara berkembang.

    Dalam kerangka ini, variabel terikat (dependent variable) yang diteliti adalah:

    • Efektivitas kebijakan publik (misalnya kebijakan sosial, keamanan, atau fiskal).

    Sementara itu, variabel bebas (independent variables) yang diasumsikan memengaruhi proses pengambilan keputusan meliputi:

    • Kapasitas institusi negara
    • Fragmentasi politik dan koalisi elite
    • Intervensi eksternal (IMF, perusahaan asing)
    • Partisipasi masyarakat sipil dan kebebasan pers
    • Karakteristik kepemimpinan

    Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus komparatif. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, laporan kebijakan, dan artikel jurnal. Analisis dilakukan melalui interpretasi kontekstual terhadap dinamika kebijakan dan konflik elite di Meksiko dan Brasil.

    Temuan dan Pembahasan

    1. Meksiko: Desentralisasi dan Hegemoni Kekerasan

    Setelah reformasi demokratis pasca-2000, Meksiko mengalami desentralisasi kekuasaan yang memperbesar peran pemerintah lokal. Namun, desentralisasi ini tidak diiringi penguatan institusi hukum, sehingga menciptakan ruang bagi tumbuhnya kekuasaan informal, terutama kartel narkoba. Kebijakan keamanan seperti Plan Mérida cenderung dibuat karena tekanan dari AS dan lobi militer, bukan berdasarkan pertimbangan strategis domestik. Proses pengambilan keputusan di sektor ini sangat dipengaruhi oleh variabel bebas seperti tekanan eksternal dan kekuatan informal lokal.

    2. Brasil: Koalisi Politik dan Skandal Korupsi

    Brasil menghadapi tantangan berbeda. Sistem multipartai ekstrem membuat Presiden harus membangun koalisi luas untuk mengesahkan kebijakan, yang sering kali menghasilkan negosiasi transaksional dalam parlemen. Kasus Lava Jato menunjukkan bahwa proses pengadaan proyek infrastruktur dan energi rentan disusupi oleh kepentingan korporasi besar dan elite politik. Di sisi lain, program seperti Bolsa Família justru berhasil karena adanya dukungan teknokrasi yang kuat dan partisipasi masyarakat sipil dalam pengawasan.

    3. Dinamika Pembeda dalam Proses Keputusan: Meksiko dan Brasil dalam Konteks yang Berbeda

    Jika kita membandingkan proses pengambilan keputusan di Meksiko dan Brasil, terdapat sejumlah perbedaan penting yang mencerminkan kompleksitas masing-masing konteks politik. Di Meksiko, lemahnya kapasitas institusi negara terlihat jelas dari fragmentasi birokrasi dan dominasi aktor non-negara seperti kartel narkoba, yang sering kali turut memengaruhi arah kebijakan keamanan. Fragmentasi elite politik juga tinggi, baik dalam bentuk persaingan antar partai maupun dalam relasi informal antara pejabat lokal dengan jaringan kriminal. Lebih jauh, tekanan eksternal — terutama dari Amerika Serikat — menjadi penentu dalam banyak keputusan strategis, seperti dalam kebijakan perang terhadap narkoba dan pengelolaan perbatasan.

    Sebaliknya, di Brasil, kapasitas institusi negara relatif lebih kuat, meskipun tidak sepenuhnya bebas dari politisasi dan korupsi. Struktur politik multipartai membuat Presiden harus merangkul banyak pihak dalam koalisi, yang pada gilirannya mengubah proses pengambilan keputusan menjadi arena kompromi dan tawar-menawar. Namun demikian, dibandingkan Meksiko, partisipasi masyarakat sipil di Brasil menunjukkan intensitas yang lebih tinggi. Berbagai kelompok sosial, serikat pekerja, dan organisasi masyarakat memiliki ruang yang lebih terbuka untuk memengaruhi kebijakan, seperti dalam pengawasan terhadap program sosial dan pembangunan infrastruktur. Intervensi eksternal di Brasil tetap signifikan, terutama dari sektor investasi asing dan lembaga pemeringkat, namun tidak sedominan ketergantungan Meksiko terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

    Kebijakan yang menjadi sorotan di masing-masing negara juga mencerminkan perbedaan prioritas dan konteks tersebut. Di Meksiko, fokus utama terletak pada kebijakan keamanan dan narkoba yang sering kali sarat dengan dimensi militerisasi. Sementara di Brasil, kebijakan sosial seperti Bolsa Família dan proyek infrastruktur publik menjadi panggung utama dalam arena politik, sekaligus sebagai ladang pertarungan antara kepentingan rakyat dan elite bisnis-politik.

    Dengan demikian, meskipun Meksiko dan Brasil sama-sama merupakan negara berkembang dengan sejarah politik yang kompleks, struktur institusional dan tekanan kontekstual yang berbeda telah menciptakan pola pengambilan keputusan yang tidak sepenuhnya serupa. Memahami nuansa ini penting agar kita tidak terjebak pada generalisasi tentang negara berkembang sebagai satu kategori yang homogen.

    Demikianlah, Pengambilan keputusan di negara berkembang tidak dapat dipahami hanya melalui lensa institusional formal. Dalam kasus Meksiko dan Brasil, berbagai variabel bebas seperti kekuatan non-negara, tekanan internasional, serta fragmentasi politik telah membentuk karakter proses kebijakan secara signifikan. Kedua negara menunjukkan bahwa keberhasilan suatu kebijakan sangat bergantung pada keseimbangan antara kapasitas institusi dan tekanan dari luar serta dalam sistem.

    Oleh karena itu, studi tentang proses pengambilan keputusan perlu dilengkapi dengan pemahaman kontekstual dan interdisipliner. Bagi negara berkembang lainnya, pelajaran dari Meksiko dan Brasil adalah perlunya memperkuat institusi publik, membatasi pengaruh oligarki, dan membuka ruang partisipasi masyarakat secara nyata.

    Catatan Kaki

    1. Hall, Peter A., & Taylor, Rosemary C.R. (1996). Political Science and the Three New Institutionalisms. Political Studies, 44(5), 936–957.
    2. Evans, Peter (1995). Embedded Autonomy: States and Industrial Transformation. Princeton University Press.
    3. Shirk, David A. (2011). The Drug War in Mexico: Confronting a Shared Threat. Council on Foreign Relations.
    4. Power, Timothy J., & Taylor, Matthew M. (2011). Corruption and Democracy in Brazil: The Struggle for Accountability. University of Notre Dame Press.
    5. Hunter, Wendy & Sugiyama, Natasha Borges (2014). Transforming Subjects into Citizens: Insights from Brazil’s Bolsa Família. Perspectives on Politics, 12(4), 829–845.

    Daftar Pustaka

    • Evans, Peter. Embedded Autonomy: States and Industrial Transformation. Princeton University Press, 1995.
    • Hall, Peter A., & Taylor, Rosemary C.R. “Political Science and the Three New Institutionalisms.” Political Studies, vol. 44, no. 5, 1996.
    • Hunter, Wendy & Sugiyama, Natasha Borges. “Transforming Subjects into Citizens.” Perspectives on Politics, vol. 12, no. 4, 2014.
    • Power, Timothy J., & Taylor, Matthew M. Corruption and Democracy in Brazil. University of Notre Dame Press, 2011.
    • Shirk, David A. The Drug War in Mexico: Confronting a Shared Threat. Council on Foreign Relations, 2011.
    • Kaufmann, Daniel & Kraay, Aart. Governance Indicators: Where Are We, Where Should We Be Going? World Bank Policy Research, 2020.

    Jakarta 7 Mei 2025

    Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePeran Aktor dalam Tata Kelola Global
    Next Article Tiga Perspektif dalam Memahami Proses Pengambilan Keputusan di Negara Berkembang
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Menghadapi Operasi Empedu: Antara Kecemasan dan Harapan

    05/31/2025
    Article

    Kedaulatan Udara Indonesia: Sebuah Catatan Strategis

    05/21/2025
    Article

    KEDAULATAN NEGARA DI UDARA: SEBUAH KEPASTIAN HUKUM DAN KEPERLUAN STRATEGIS

    05/21/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.