Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Perkembangan Kekuatan Perang Jepang
    Article

    Perkembangan Kekuatan Perang Jepang

    Chappy HakimBy Chappy Hakim09/10/2025No Comments7 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Sejak kekalahannya dalam Perang Dunia II tahun 1945, Jepang terikat oleh Konstitusi damai yang disahkan pada 1947. Pasal 9 dari Konstitusi itu dengan tegas menyatakan bahwa Jepang selama-lamanya menolak perang sebagai hak kedaulatan negara dan melarang pembentukan kekuatan militer untuk menyelesaikan konflik internasional. Secara formal, negara itu tidak diperkenankan memiliki angkatan perang sebagaimana lazimnya negara berdaulat. Kehadiran tentara dilarang, dan Jepang pun ditempatkan di bawah payung keamanan Amerika Serikat melalui perjanjian pertahanan bilateral. Namun realitas geopolitik tidak pernah statis. Perang Korea yang pecah pada 1950 mengubah kalkulasi strategis di Asia Timur. Amerika Serikat yang membutuhkan mitra untuk menjaga stabilitas kawasan mendorong Tokyo agar membentuk satuan keamanan terbatas. Maka pada 1954 lahirlah Japan Self-Defense Forces (JSDF) atau Pasukan Bela Diri Jepang, sebuah institusi militer dengan nama yang dibungkus sifat defensif semata. Walaupun diberi label “bela diri,” sejak itulah Jepang perlahan-lahan membangun kekuatan militer modern dengan teknologi tinggi, terutama di bidang laut dan udara. Dari titik awal yang penuh keterbatasan itu, Jepang menapaki jalan panjang hingga akhirnya menjelma menjadi salah satu kekuatan militer paling mutakhir di dunia saat ini.

    Jepang dewasa ini menampilkan diri sebagai kekuatan militer yang serius diperhitungkan di kawasan Asia-Pasifik. Peringkatnya dalam indeks kekuatan militer dunia konsisten menempatkan Negeri Matahari Terbit di jajaran sepuluh besar, sebuah capaian yang menunjukkan keberhasilan Jepang mengubah dirinya dari negara dengan konstitusi pasifis menjadi negara dengan kemampuan pertahanan modern. Keberadaan ancaman nyata dari Tiongkok, Korea Utara, maupun Rusia telah mendorong Tokyo untuk melangkah lebih jauh dalam membangun kekuatan militer yang tidak lagi semata bersifat defensif, melainkan berorientasi pada daya gentar strategis. Transformasi itu tercermin dari lonjakan anggaran pertahanan yang berlipat ganda sejak 2022, dengan target mencapai dua persen dari Produk Domestik Bruto. Angka ini sejatinya identik dengan standar NATO, dan menegaskan keseriusan Jepang untuk keluar dari keterbatasan yang diwariskan konstitusi damai 1947. Peningkatan anggaran tersebut digunakan bukan hanya untuk pemeliharaan, melainkan untuk melompat ke babak baru modernisasi alutsista. Salah satu tonggak besar adalah keterlibatan Jepang dalam program Global Combat Air Programme, sebuah kolaborasi dengan Inggris dan Italia untuk menghasilkan jet tempur generasi keenam. Program ini dijadwalkan menampilkan demonstrator pada 2027 dan operasional penuh sekitar 2035, menjanjikan kemampuan udara Jepang tetap sejalan dengan negara-negara maju lainnya.  Di laut, Jepang bergerak cepat. Armada Mogami-class yang dirancang siluman diluncurkan sebagai pengganti kapal perang generasi sebelumnya. Kapal-kapal ini dilengkapi radar mutakhir, Vertical Launching System, serta sistem peperangan elektronik yang memberi kemampuan multi-misi. Bersamaan dengan itu, pembangunan kapal patroli lepas pantai generasi baru tengah berlangsung untuk menjaga laut terbuka dari infiltrasi asing. Tidak kalah penting, Jepang sedang membangun dua kapal besar dengan sistem Aegis, yang akan berperan khusus dalam pertahanan rudal balistik, sebuah kebutuhan vital mengingat ancaman misil Korea Utara.

    Selain itu, kapal induk helikopter JS Kaga dimodifikasi agar mampu mengoperasikan F-35B, menjadikannya kapal penerbang ringan yang efektif sebagai platform proyeksi kekuatan. Transformasi Kaga menandai perubahan signifikan bagi Jepang, dari sekadar memiliki kapal helikopter, kini menuju kemampuan kapal induk modern yang dapat menampung jet tempur siluman. Langkah ini beriringan dengan pembelian rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat yang akan memberi Jepang kemampuan serangan jarak jauh, sesuatu yang selama ini tidak pernah dibayangkan ada dalam doktrin pertahanannya.  Kekuatan darat dan logistik pun ditingkatkan. Armada V-22 Osprey mulai ditempatkan di Camp Saga pada 2025, dengan target penuh mencapai tujuh belas unit pada Agustus. Osprey memberi kemampuan mobilitas yang sangat fleksibel, terutama dalam mendukung brigade serbu amfibi yang disiapkan untuk menghadapi potensi konflik di kepulauan barat daya. Dengan kecepatan helikopter dan jangkauan pesawat sayap tetap, Osprey membuka opsi bagi Jepang untuk melakukan respons cepat di titik-titik rawan.

    Jepang juga memasuki era baru sebagai pengekspor alutsista. Setelah puluhan tahun terikat larangan ekspor senjata, Tokyo berhasil menjual sebelas kapal perang Mogami-class ke Australia dalam kontrak bernilai miliaran dolar. Tiga kapal akan dibangun di Jepang, sementara sisanya di Australia. Keputusan ini bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga geopolitik yakni Jepang bertransformasi menjadi penyedia keamanan di kawasan.  Lebih jauh, diskusi di kalangan elite mulai menyentuh isu yang selama ini dianggap tabu, yakni senjata nuklir. Ketidakpastian atas komitmen Amerika Serikat, khususnya dalam menghadapi ancaman Tiongkok dan Korea Utara, mendorong Jepang untuk memikirkan ulang kebijakan tiga prinsip non-nuklir yang diwariskan sejak 1967. Wacana ini menimbulkan kontroversi, tetapi juga mencerminkan kesadaran bahwa tanpa daya gentar strategis, Jepang bisa kehilangan posisi tawar dalam percaturan global. Semua langkah ini menunjukkan bahwa Jepang tidak lagi sekadar bergantung pada payung keamanan Amerika Serikat. Negeri itu membangun kekuatan mandiri yang didesain untuk melindungi kepentingan nasionalnya sekaligus memperkuat perannya sebagai penopang stabilitas Indo-Pasifik. Dari peningkatan anggaran, modernisasi alutsista, pengembangan jet generasi keenam, hingga keberanian menembus pasar ekspor senjata, Jepang telah meletakkan dasar bagi kekuatan militer yang tangguh. Dalam konteks regional, hal ini menjadi pesan tegas bagi siapa pun yang mencoba menantang kepentingan Jepang: bahwa negeri yang pernah dibatasi oleh konstitusi damai kini bangkit dengan wajah pertahanan yang jauh lebih garang dan modern.

    Demikianlah kebangkitan kekuatan militer Jepang mutakhir bukan sekadar urusan domestik Tokyo, melainkan juga menjadi bagian penting dari keseimbangan strategis di kawasan Indo-Pasifik. Di satu sisi, Jepang menampilkan diri sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi negara-negara demokratis dalam menghadapi ekspansi Tiongkok maupun provokasi Korea Utara. Di sisi lain, langkah-langkah modernisasi ini bisa memicu perlombaan senjata baru yang semakin menguras energi politik dan ekonomi kawasan. Jepang yang dulu dijerat oleh konstitusi damai kini bergerak ke arah yang lebih asertif, dan perubahan ini tentu akan mengubah peta kekuatan di Asia Timur.

    Bagi Indonesia, kebangkitan militer Jepang membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi, Indonesia dapat memanfaatkan posisi Jepang sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas laut bebas, jalur perdagangan, serta keamanan udara di kawasan. Kolaborasi dalam bentuk latihan bersama, transfer teknologi, maupun kerja sama industri pertahanan bisa menjadi peluang besar. Namun di sisi lain, Indonesia juga harus waspada terhadap dinamika baru yang bisa menempatkan kawasan dalam ketegangan strategis yang berlebihan.  Refleksi ini mengingatkan bahwa sejarah selalu berputar. Jepang yang pernah dianggap tidak boleh memiliki tentara kini menjadi kekuatan militer modern dengan kapal induk, jet tempur generasi keenam, rudal jarak jauh, dan kemampuan ekspor senjata. Pergeseran ini menunjukkan betapa cepatnya lanskap keamanan global berubah. Bagi bangsa Indonesia, pelajaran penting yang dapat dipetik adalah bahwa kedaulatan dan keamanan hanya bisa dijaga dengan kesungguhan membangun kekuatan pertahanan yang mandiri, modern, dan berorientasi pada kepentingan nasional jangka panjang. Seperti halnya Jepang, Indonesia pun dituntut untuk tidak terlena, melainkan terus menatap jauh ke depan agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain yang menentukan dalam percaturan strategis Indo-Pasifik.

    Daftar Referensi

    AP News. (2025, 23 Juli). Japan starts deploying Osprey fleet at a new base with an eye on China. Diakses dari: https://apnews.com/article/b119139cfc0948b1718ba939aff3992a

    Business Insider. (2025, 20 Agustus). Japan’s new stealth warship just won over a big buyer, in a historic first for its post-WWII weapons industry. Diakses dari:

    Global Firepower. (2025). Japan Military Strength (2025). Diakses dari: https://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.php?country_id=Japan

    GIS Reports Online. (2025). Japan’s military transformation. Diakses dari: https://www.gisreportsonline.com/r/japan-military-transformation/

    Okezone News. (2024, 15 November). Kekuatan militer Jepang 2024 ternyata masuk 10 besar terkuat di dunia. Diakses dari:

    Reuters. (2025, 19 Agustus). Trump shock spurs Japan to think about the unthinkable: nuclear arms. Diakses dari: https://www.reuters.com/investigations/trump-shock-spurs-japan-think-about-unthinkable-nuclear-arms-2025-08-19/

    The Global Review. (2023). Menelaah dua skenario kebangkitan kembali militer Jepang. Diakses dari: https://theglobal-review.com/menelaah-dua-skenario-kebangkitan-kembali-militer-jepang/

    Time Magazine. (2025, 16 Agustus). Trump’s Golden Dome plan could reshape U.S.-Japan missile defense. Diakses dari: https://time.com/7291005/trump-golden-dome-japan-ishiba-tariffs-technology-missile-defense-cooperation/

    Wikipedia. (2025). Global Combat Air Programme. Diakses dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Global_Combat_Air_Programme

    Wikipedia. (2025). Mogami-class frigate. Diakses dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Mogami-class_frigate

    Wikipedia. (2025). Aegis system-equipped vessels (ASEV). Diakses dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Aegis_system_equipped_vessels_(ASEV)

    Wikipedia. (2025). JS Kaga. Diakses dari: https://en.wikipedia.org/wiki/JS_Kaga

    Jakarta 25 Agustus 2025

    Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

    Di susun dan di rangkum dari berbagai sumber termasuk AI

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleMacArthur, Morotai, Eisenhower, dan Kegagalan di Negeri Sendiri
    Next Article USS Carl Vinson
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Reuni Asal Usul, Makna, dan Manfaatnya

    09/10/2025
    Article

    Boao Forum for Asia dan World Economic Forum

    09/10/2025
    Article

    Review Buku Blue Ocean Strategy

    09/10/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.