Masalah kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di seluruh dunia, terutama pada jam-jam sibuk, pergi atau pulang kantor sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Banyak system dan metoda yang diterapkan untuk dapat mengatasinya, minimal untuk diberlakukan pada jam-jam sibuk.
Di Jakarta beberapa waktu lalu kita sudah mengalami penerapan system 3 in 1 yang tujuannya untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas dengan hanya satu orang saja yang berada di dalam mobil. Agak mengejutkan ternyata system 3 in 1 telah menciptakan lahan pekerjaan baru yang dikenal dengan “joki” jalanan. Tidak sepenuhnya dapat dikatakan gagal, akan tetapi terlihat system 3 in 1 tidak sama sekali memecahkan masalah kemacetan yang terjadi.
Di Amerika Serikat, khususnya di negara bagian California ada sebuah metoda yang agak mirip dengan ide 3 in 1 di Jakarta, hanya penerapannya yang agak berbeda.
Pada Freeway tertentu ada satu jalur yang memberikan fasilitas melintas khusus bagi kendaraan dengan syarat kendaraan atau mobil yang berpenumpang lebih dari satu orang. Jalur ini dikenal sebagai Car Pool Lane atau HOT Lane- High Occupancy Toll Lane.
Saat traffic agak padat, maka diperbolehkan melintas bagi mobil dengan minimum 2 orang didalamnya, sedangkan pada saat padat sekali maka hanya mobil dengan minimum 3 orang di dalamnya yang boleh melintas pada jalur itu. Jalur yang disediakan adalah pada jalur yang paling kiri dan tertulis pada papan panduannya “Car Pool Only – 2 or more person per vehicle”. Tidak ada pungutan bayaran untuk penggunaan Car Pool ini selain persyaratan jumlah orang di dalam mobil yang dibatasi
Pada beberapa Free way lainnya, tersedia pula jalur khusus dengan pola agak berbeda yaitu dikenakan biaya untuk melintasinya. Jalur ini dikenal dengan nama “Fast Track” atau “Express Lane“. Untuk melintas pada jalur ini, maka tidak lagi ada persyaratan jumlah orang di dalam mobil, akan tetapi harus membayar seperti masuk jalan toll, namun tanpa tersedia gerbang toll khusus.
Setiap mobil harus dilengkapi dengan sebuah peralatan yang namanya RFID Transponder atau Radio Frequency Identification Transponder. Dengan menggunakan transponder ini tentu saja harus bayar dan menyimpan deposit sejumlah tertentu di Bank sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat melintas Fast track, maka “charge” atau biaya melintas jalur cepat akan secara otomatis ditarik dari transponder yang ditempel di kendaraan sesuai dengan tarif lajur Fast Track tersebut.
Metoda ini mirip dengan yang diterapkan di Singapura dengan istilah berbeda yaitu ERP atau Electronic Road Pricing, walau tidak berujud sebagai jalur tertentu akan tetapi seluruh jalanan yang memang padat pada jam-jam tertentu.
Untuk mudah melihat contoh pemandangan yang mirip-mirip dengan Car Pool dan atau Fast Track, bisa dijumpai di Jakarta yaitu pada jalur Bus-way. Jalur yang relatif sepi, sementara jalur disampingnya penuh dengan kendaraan yang padat merayap.
Jalur yang sebenarnya diperuntukkan bagi Bus way saja, akan tetapi sudah juga berfungsi sebagai lajur “Fast Track” yaitu bagi sepeda motor yang nekad dan kendaraan-kendaraan tertentu siapa saja yang berani melanggar aturan.