Pagi tadi saat membuka WA Group Pusat Studi Air Power Indonesia, saya terperanjat menerima informasi tentang telah berpulangnya sahabat teman seperjuangan Capt. Teddy Soekarno. Beliau adalah salah satu dari jajaran praktisi penerbangan Indonesia yang berdiri digaris depan dalam hal conern dan perhatian serta keperduliannya kepada dunia kedirgantaraan Indonesia. Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) yang baru menjalankan kegiatan pada awal tahun 2019, adalah juga merupakan sebuah wadah yang merupakan bagian dari ide dan cita-cita almarhum. Capt. Teddy Soekarno adalah merupakan salah satu tokoh yang turut mendorong berdirinya wadah tempat belajar kedirgantaraan ini. Seluruh anggota PSAPI dan teman-teman para praktisi dan akademisi dibidang kedirgantaraan Indonesia mengenal betul Capt. Teddy Soekarno sebagai orang yang benar-benar menghayati betapa besar peranan dunia kedirgantaraan di Indonesia dalam menatap tantangan masa depan bangsa, dan kini kita semua merasa kehilangan almarhum yang selalu penuh semangat dalam turut memikirkan kemajuan penerbangan Indonesia pada umumnya.
Capt. Teddy Soekarno lahir pada tahun 1952 dan berkarier antara lain sebagai penerbang Helikopter yang menimba banyak pengalaman dan pelajaran di lapangan. Pemikiran-pemikirannya mengenai dunia penerbangan sangat luas dan tidak hanya tebelengu hanya mencakup dalam bidang penerbangan rotary-wing saja. Perhatian dan keperduliannya pada dunia penerbangan terlihat dari kehadiran almarhum yang tidak mengenal lelah pada seminar-seminar, workshop, Group Diskusi yang membahas tentang kedirgantaraan. Siang tadi selepas Lohor, Almarhum dimakamkan di Kompleks Pemakaman Umum Kampung Kandang Jagakarsa, di selatan Jakarta. Tampak beberapa rekan Pusat Studi Air Power yang datang melayat ke rumah duka dan yang menghantar ke peristirahatan terakhir di Kampung Kandang. Diantaranya terlihat Capt. John Brata, Frans Wenas, Willem dan lainnya.
Dalam banyak kegiatan yang masih dilakukannya, Capt Teddy Soekarno antara lain masih menjabat sebagai Advisor pada organisasi Federasi Pilot Indonesia. Disamping itu, almarhum Capt. Teddy Soekarno masih terlibat dengan beberapa koleganya dalam beberapa upaya peningkatan pendidikan dan latihan penerbangan bagi anak-anak usia dini. Beliau memang sangat aktif turut mengembangkan minat dirgantara generasi muda bangsa. Banyak teman-teman almarhum antara lain yang masih aktif di Kementrian Perhubungan juga mengenal beliau sebagai seorang yang sangat rendah hati namun bersemangat tinggi dalam bidang kedirgantaraan.
Almarhum Capt. Teddy Soekarno meninggalkan satu isteri dan tiga orang anak. Atas nama keluarga besar para pecinta kedirgantaraan Indonesia, terutama yang sudah bergabung dalam wadah Pusat Studi Air Power Indonesia, kami menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga almarhum, semoga Capt. Teddy Soekarno diterima disisi Tuhan YME dan diampuni segala dosa-dosanya. Kami semua , sekali lagi sangat merasa kehilangan rekan yang selama ini terlihat begitu tinggi semangatnya dalam upaya turut serta membangun dan membenahi dunia kedirgantaraan negeri tercinta. Demikian pula tidak lupa teriring doa agar keluarga beliau diberikan kekuatan dalam menghadapi ini semua, Amin YRA. Selamat Jalan Capt. Teddy Soekarno !
Jakarta, Sabtu 22 Juni 2019
Chappy Hakim,
Pusat Studi Air Power Indonesia.
2 Comments
Terima kasih Capt Chappy Hakim atas perhatian dan penghargaan kepada Oom Teddy. Saya dulu suka berdiskusi dengan almarhum sebagai keponakan yg kebetulan juga penggiat dirgantara dan lama bekerja di Boeing Indonesia. Semoga jejak perjuangan om Teddy dan Pak Chappy selalu menjadi contoh bagi kami.
Terimakasih sama-sama.
Saya turut berduka dan sangat merasa kehilangan sahabat seperjuangan, teman berdiskusi dalam banyak hal terutama dalam mengembangkan minat dirgantara generasi muda bangsa. Salam hormat kepada keluarga semua. Selamat berkarya dan semoga sukses !