Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Hidup Tenang, Santai, dan Bermanfaat bagi Orang Lain
    Article

    Hidup Tenang, Santai, dan Bermanfaat bagi Orang Lain

    Chappy HakimBy Chappy Hakim08/13/2025No Comments5 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Di tengah riuh rendah dunia yang semakin padat oleh kesibukan, suara, dan informasi yang tak henti datang dari segala arah, banyak orang mulai merasakan kerinduan yang sama yakni keinginan untuk hidup dengan tenang, menjalani hari-hari dengan santai, dan memberi manfaat nyata bagi orang lain. Namun, dalam kenyataannya, ketenangan sering kali dianggap sebagai kemewahan yang sulit dijangkau. Padahal, ia sejatinya bukan barang langka, melainkan kebutuhan yang melekat pada manusia sejak awal keberadaannya. Ketenangan bukan berarti ketiadaan masalah, tetapi kemampuan untuk menghadapi masalah dengan batin yang jernih dan hati yang mantap. Hidup santai bukan berarti mengabaikan tanggung jawab, tetapi menjalani setiap kewajiban tanpa terburu-buru dan tanpa membiarkan pikiran dikuasai kekhawatiran yang berlebihan.

    Sadhguru pernah mengingatkan, “Jika hidup Anda hanya diatur oleh pikiran, maka hidup Anda akan penuh kekhawatiran. Pikiran adalah alat yang hebat, tetapi jika Anda tidak tahu bagaimana menggunakannya, alat ini akan mengendalikan Anda.” Kalimat ini membuka kesadaran bahwa sumber kegelisahan bukanlah keadaan di luar diri, melainkan cara kita memproses dan meresponsnya. Thich Nhat Hanh, biksu Zen yang menjadi simbol kedamaian dunia, menawarkan kunci sederhana namun mendalam untuk mengembalikan ketenangan, yakni kesadaran penuh terhadap momen kini. “Kita harus benar-benar hadir di sini dan saat ini,” ujarnya, “karena hanya di sinilah kehidupan terjadi.” Sementara itu, Eckhart Tolle, dalam karya terkenalnya The Power of Now, menjelaskan bahwa penderitaan sering muncul ketika kita terjebak dalam “waktu psikologis” yang membuat kita terus memutar cerita tentang masa lalu atau membayangkan masa depan yang belum terjadi.

    Salah satu penghalang besar menuju hidup yang tenang adalah kebiasaan overthinking. Bayangkan seorang karyawan yang setelah pulang kerja terus memikirkan kesalahan kecil yang terjadi di rapat pagi tadi. Dalam perjalanan pulang, ia memutar ulang kejadian itu berkali-kali di kepalanya, mencoba mengubah jalannya percakapan yang sudah berlalu. Sesampainya di rumah, ia belum juga lepas dari bayangan tersebut, hingga waktu tidur pun terbuang. Besoknya, energi mentalnya habis sebelum hari dimulai. Inilah perangkap overthinking: kita terperangkap dalam lingkaran pikiran yang tidak membawa solusi, hanya menambah beban batin.

    Overthinking dapat lahir dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari perfeksionisme, yakni dorongan untuk selalu benar dan sempurna yang membuat kita takut berbuat salah. Ada yang berakar dari rasa kurang percaya diri, sehingga setiap keputusan terasa mengandung risiko besar. Ada pula yang tumbuh dari lingkungan yang penuh tekanan, di mana kita selalu merasa diawasi dan diukur. Namun, ada juga yang murni merupakan kebiasaan mental, di mana otak terbiasa melompat dari satu kekhawatiran ke kekhawatiran berikutnya tanpa jeda.

    Thich Nhat Hanh mengajarkan latihan untuk melepaskan jerat ini. Ia mengajak kita untuk memulai dengan kesadaran pada napas. Setiap kali pikiran mulai berlari ke masa lalu atau masa depan, tariklah napas panjang sambil menyadari bahwa kita sedang bernapas, lalu hembuskan perlahan sambil menyadari bahwa kita sedang mengembuskan napas. Latihan sederhana ini membawa kita kembali ke saat ini, tempat di mana hidup benar-benar berlangsung. Sadhguru menambahkan, ketika kita sadar bahwa kita hanya dapat mengendalikan tindakan kita pada momen sekarang, dan tidak bisa mengatur hasilnya, kita mulai melepaskan beban yang tidak perlu. Eckhart Tolle pun mengajak kita memberi ruang hening di antara pikiran-pikiran, membiarkan ada jarak yang cukup agar kita bisa melihat isi pikiran tanpa terseret arusnya.

    Salah satu kisah inspiratif datang dari seorang teman yang pernah saya kenal di sebuah komunitas relawan. Ia bekerja di sebuah perusahaan besar dengan jadwal padat dan target yang tinggi. Setiap hari ia pulang larut, membawa pulang pekerjaan ke rumah, dan bahkan di akhir pekan pun pikirannya masih dipenuhi oleh masalah kantor. Sampai suatu saat, ia memutuskan untuk mengambil cuti seminggu dan pergi ke sebuah desa kecil di pinggiran pantai. Di sana, ia terlibat dalam kegiatan mengajar anak-anak membaca. Tanpa disadari, selama seminggu itu ia hampir tidak memikirkan pekerjaannya. Ia benar-benar hadir, bermain, tertawa, dan mendengarkan cerita anak-anak. Pulang dari liburan itu, ia berkata bahwa momen di desa itulah yang membuatnya sadar bahwa hidup tidak harus selalu diisi oleh beban pikiran tentang pekerjaan. Ia belajar bahwa melepaskan sejenak justru membuat pikirannya segar dan energinya kembali.

    Hidup santai bukan berarti menyerah pada keadaan. Justru, ia menuntut keberanian untuk menata ritme kehidupan dengan seimbang. Kita dapat bekerja keras dan mencapai tujuan, namun tanpa membiarkan pikiran dikuasai rasa terburu-buru yang konstan. Thich Nhat Hanh menggambarkannya dengan indah: “Kadang cara paling revolusioner untuk mengubah dunia adalah dengan berjalan perlahan di taman, tersenyum, dan hadir penuh.” Hidup santai adalah seni menikmati perjalanan, bukan hanya menunggu sampai tujuan.

    Ketika ketenangan mulai tumbuh di dalam diri, biasanya ia akan meluas keluar dan memengaruhi orang lain. Hidup yang bermanfaat tidak selalu lahir dari aksi besar atau proyek kemanusiaan berskala besar. Ia bisa bermula dari hal-hal sederhana: mendengarkan tanpa menghakimi, memberi senyum tulus kepada orang asing, membantu menyelesaikan masalah kecil tetangga, atau sekadar hadir saat seseorang membutuhkan teman bicara. Sadhguru pernah berkata, “Jika Anda tidak bisa melakukan hal besar, setidaknya jangan menambah masalah bagi orang lain.” Prinsip sederhana ini, jika dihidupi banyak orang, akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih damai.

    Ada pula kisah seorang nenek di sebuah kampung pegunungan yang setiap sore duduk di depan rumahnya sambil menyiapkan teh. Siapa pun yang lewat akan disapa dan, jika mau, diajak mampir untuk minum bersama. Tidak ada obrolan yang muluk-muluk, hanya percakapan ringan tentang cuaca, kebun, atau cerita masa lalu. Namun, banyak orang di kampung itu mengatakan bahwa kehadiran sang nenek adalah penguat suasana. Rumahnya menjadi tempat singgah yang menenangkan, di mana orang merasa diterima tanpa syarat. Nenek itu mungkin tidak pernah berpikir bahwa ia sedang “bermanfaat”, tetapi sikapnya telah menjadi oase di tengah kesibukan hidup orang lain.

    Mendambakan hidup yang tenang, santai, dan bermanfaat bagi orang lain adalah perjalanan panjang yang memerlukan latihan, kesadaran, dan kesabaran. Menghindari overthinking bukan berarti menutup mata dari kenyataan, melainkan belajar memikirkan hal-hal secara proporsional dan bertindak dengan langkah yang tepat. Ketenangan memberi kita ruang untuk hidup dengan kualitas, kesantian mengajarkan kita seni menjalani hidup, dan memberi manfaat adalah warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan. Pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki atau capai, melainkan dari seberapa damai hati kita dan seberapa besar kehadiran kita berarti bagi orang lain.

    Jakarta 13 Agustus 2025

    Chappy Hakim

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePesawat Tempur Termutakhir China dan Refleksi Strategis untuk Indonesia
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Pesawat Tempur Termutakhir China dan Refleksi Strategis untuk Indonesia

    08/13/2025
    Article

    KAJIAN TEORITIS DAN STUDI KASUS PERJANJIAN  INDONESIA–SINGAPURA 2022 DALAM PERSPEKTIF ILMU POLITIK

    08/13/2025
    Article

    Keistimewaan Pesawat Rafale dalam Konteks Strategi Pertahanan Udara Indonesia

    08/12/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.