counter create hit
ReflectionSport and Technology

Belajar dari World Cup 2010!

World Cup Thropy
World Cup Thropy

Semalam kita menyaksikan bagaimana kesebelasan Jepang berhasil dikalahkan dengan terhormat dalam adu penalti saat berlaga melawan Paraguay memperebutkan tempat di perempat final Piala Dunia 2010.   Mereka berhasil menahan tim kuat dari Amerika Latin 0 – 0, sepanjang 2 kali 45 menit dan dalam perpanjangan waktunya yang 2 kali 15 menit.

Terlihat spirit nasionalisme yang tinggi dari para seluruh pemain dan jajaran ofisialnya dalam mengemban kehormatan bangsa dan negaranya.   Satu kerja besar yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berdedikasi dan loyalitas yang tinggi.   Tidak hanya sekedar dedikasi dan loyalitas saja yang dapat membawa seseorang atau tim nasional ketingkat terhormat dipanggung dunia, akan tetapi juga rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kinerja masing-masing akan membuat kualitas profesi mereka menjadi pantas untuk dihargai dan dihormati rakyatnya.   Hal seperti itu jelas terlihat dari penampilan hampir semua kesebelasan yang berhasil maju ke babak final “World Cup” 2010 di Afrika Selatan.

Masalahnya , mengapa PSSI  (klub sepakbola dari satu negara yang jumlah penduduknya lebih kurang 240 juta jiwa) tidak kunjung jua berprestasi ? Kita semua seolah,  hanya ingin bertanya atau bermimpi kapan PSSI akan menjadi kesebelasan kelas dunia?   Yakinlah , kita semua memang hanya akan bermimpi untuk itu.   Kecuali, bila kita menyimak sedikit saja beberapa catatan dibawah ini.

Rudi Voeller mengucap Auf Wiedersehen alias selamat tinggal pada jabatannya sebagai pelatih tim nasional Jerman. Ia resmi mundur sesaat setelah Tim Panser gagal ke perempat final Euro di tahun 2004.  (detik.com)

Presiden Sepakbola Perancis,  Ketum PSSI nya perancis,  Jean Pierre Escalettes, menyatakan pengunduruan dirinya sebagai Presiden Federasi Sepakbola Perancis, menyusul prestasi mengecewakan dari Tim Nasional Perancis di laga Piala Dunia Sepakbola yang bergengsi di Afrika Selatan 2010.   Segera setelah melihat realita yang ada, yaitu tersingkirnya  Timnas Perancis, dibabak penyisihan “World Cup” 2010,  maka dia (Jean Pierre Escalettes) berkata antara lain : “Saya menganggap , ini kewajiban saya untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Federasi Sepakbola Perancis (FFF) ” .   Untuk diketahui mandat Escalettes, sebagai Ketum PSSI nya Perancis, sebenarnya baru akan berakhir di Tahun 2012 mendatang.  (Kompas, 30 Juni 2010).   Maka mundurlah dia, tanpa menunggu disuruh mundur oleh Presiden Perancis Sarkozy, menyusul kegusaran sang Presiden terhadap kesebelasan kebanggaan Perancis itu.

Konon, pelatih dan manajer Timnas Jepang, yang meski kalah terhormat adu penalti untuk masuk keperempat final, tengah memikirkan untuk mundur sebagai ujud tanggung jawab dari tugas membawa Tim Jepang ke tempat terhormat di gelanggang sepakbola global, Afrika Selatan 2010.

Dalam tataran Manajemen, ada salah satu aspek yang penting untuk dicermati, yaitu “Tanggung-Jawab

Berikutnya :

Paraguay, salah satu negara yang sukses masuk perempat final Piala Dunia, ternyata jumlah penduduknya tidak sampai 7 juta orang.   Mereka sanggup memilih 11 orang pemain yang bisa angkat bicara di panggung dunia.

Ghana, negara Afrika yang juga berhasil memasuki babak perempat final Piala Dunia hanya memiliki jumlah penduduk yang tidak lebih dari 22 juta orang.   Mereka bisa memilih 1 orang dari setiap 1juta penduduknya untuk direkrut menjadi pasukan sepakbola kelas dunia.

Dalam “Leadership” ada yang dikenal dengan “how to select your people”.   Kemampuan untuk dapat memilih dengan cermat siapa-siapa yang pantas untuk menjadi jajaran pasukan kita untuk maju bertempur atau bekerja-keras.

Lebih lanjut lagi :

Yang menarik adalah, ternyata para ketum dari Timnas negara-negara yang berprestasi pada piala dunia, dari sejak bergulirnya kejuaraan sepakbola yang pialanya dulu bernama “Jules Rimet Cup”, dan sekarang berjudul “world cup” itu tidak satupun yang pernah terlibat perkara pidana dan atau mendekam di Penjara.

Konon juga, tidak ada para pengurus persatuan sepakbola dari negara yang sukses dikancah piala dunia itu adalah anggota atau pengurus salah satu partai, apalagi yang pernah jadi pengurus KPU kemudian pindah masuk Partai dan kemudian mencari sobat lamanya di KPU untuk segera pindah menjadi Pengurus Partai ?!

Dalam semua lembaga pendidikan, pasti kita akan  mengenal yang namanya To Build a  “high moral character” atau membangun moral tinggi atau membentuk “personal karakter” atau “integritas pribadi”  yang harus menjadi dasar dari seluruh keinginan manusia yang akan mencoba mempelajari ilmu pengetahuan, apapun itu.   Karena betapa tinggi “knowledge”  atau pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka tidak akan ada manfaatnya bagi orang banyak, bila dia tidak memiliki yang namanya “karakter” dan atau “moral”.   Itulah yang kemudian dikenal sebagai salah satu persyaratan utama  bagi seseorang yang ingin disebut atau digolongkan sebagai orang yang “profesional”.

Nah, selanjutnya memang  terserah kepada kita semua, apakah kita memang sudah ingin berubah atau justru memperdalam segala sesuatu atau kegiatan-kegiatan  yang sebagian besar telah berada begitu jauh dari nilai-nilai moral yang tengah kita jalani saat ini?

Salam Olah Raga dan dengan segala hormat untuk anda semua !

Jakarta 30 Juni 2010

Chappy Hakim

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button