Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Pilot Penulis dan Pilot Konduktor
    Article

    Pilot Penulis dan Pilot Konduktor

    Chappy HakimBy Chappy Hakim11/21/2025No Comments6 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Siang tadi saya jumpa dengan orang Belanda Garry van Klinken di kantor percetakan Obor, Jalan Plaju, Jakarta Pusat. Pertemuan yang biasa saja, sekadar bertegur sapa, berbincang singkat, dan diakhiri dengan saling tukar menukar buku.  Sebenarnya pertemuan tersebut menyimpan makna yang jauh lebih dalam. Di ruangan yang dipenuhi rak buku berisi buku buku tua dan buku baru, kami berbagi juga lintasan pengalaman hidup yang membentuk cara kami memandang kehidupan terutama di Indonesia.  Pembicaraan menjadi sangat akrab karena Garry menguasai bahasa Indonesia, Inggris dan tentu saja bahasa Belanda.  Seperti biasa saya lalu menyisipkan sedikit sedikit bahasa Belanda hasil nguping Ayah dan Mamak almarhum yang dalam kesehariannya memang selalu berbahasa Belanda.  Begitu Garry nyerocos Hollands spreken, saya langsung lempar handuk ”Sorry Gar, gue nggak ngarti he he he, bahasa Belanda saya bahasa Tarzan, cuman hasil nguping  mijn vader en mijn moeder doang”.  Waduh saya tertipu ucap Garry spontan, menurut dia bahasa Belanda saya cukup bagus, jammer.  Dia nggak tau, bagus tetapi perbendaharaannya terbatas cuma itu itu saja, ha ha ha ha.

    Garry, seorang Indonesianis terkemuka, sudah lama dikenal sebagai peneliti yang tekun mengamati denyut nadi politik Indonesia dari sudut-sudut yang sering luput diperhatikan, kota-kota kecil, daerah konflik, dan ruang-ruang lokal tempat kekuasaan dijalankan secara lebih telanjang. Ia banyak menulis tentang politik lokal, konflik komunal, desentralisasi, dan dinamika kekuasaan di Indonesia pasca-Reformasi. Bertahun-tahun ia berkarya di KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) di Leiden, Belanda, dan dari sanalah lahir berbagai kajian penting tentang Indonesia yang kini menjadi rujukan di banyak kampus dan lembaga penelitian.

    Melalui karyanya Communal Violence and Democratization in Indonesia: Small Town Wars, Garry mengajak kita melihat bahwa kekerasan komunal bukan sekadar ledakan emosi sesaat, tetapi sering kali terkait erat dengan proses demokratisasi dan persaingan politik lokal. Dalam buku lain yang ia edit bersama Edward Aspinall, The State and Illegality in Indonesia, Garry mengurai bagaimana negara dan praktik-praktik “ilegal” sering kali tidak berdiri saling berhadapan, tetapi justru saling berkelindan. Dari situ lahirlah konsep-konsep penting tentang shadow state, local strongmen, patronase, dan oligarki lokal, tema-tema yang sangat relevan untuk memahami politik Indonesia hari ini.  Karena itu, ketika di sela obrolan santai ia menyebut profesi Pilot yang sekaligus Penulis sebagai sesuatu yang “langka”, ucapan itu terasa bukan sekadar basa-basi. Ia mengatakannya dengan nada yang mencampur rasa ingin tahu dan sekaligus penghargaan. Dalam kacamata seorang peneliti, kombinasi profesi seperti itu mungkin menarik justru karena melintasi dua dunia yang tampak berjauhan, dunia cockpit yang sarat prosedur dan disiplin teknis, dan dunia tulisan yang menuntut refleksi, imajinasi, dan kepekaan rasa. Kami berdiskusi cukup panjang menganalisis lebih jauh tentang hal tersebut/.

    Di titik itulah Garry kemudian menyebut satu nama yang menurutnya lebih langka lagi yaitu Daniel Harding. Harding adalah contoh lain dari perpaduan dua dunia yang, di permukaan, tampak jauh dan tak berhubungan, seorang conductor orkestra kelas dunia yang juga seorang pilot maskapai penerbangan sipil, Air France. Menurut Harding, sebagaimana dikisahkan Garry, profesi pilot dan conductor memiliki satu benang merah yang sangat kuat, keduanya sama-sama menuntut ketelitian yang sangat detail.

    Daniel Harding sendiri adalah sosok yang menarik. Ia dikenal sebagai salah satu konduktor terkemuka generasinya, pernah memimpin berbagai orkestra besar Eropa, antara lain Orchestre de Paris dan Swedish Radio Symphony Orchestra. Sejak muda ia sudah berada di pentas musik klasik dunia, bekerja dengan nama-nama besar dan tampil di panggung-panggung bergengsi. Dalam dunia musik, seorang conductor bukan sekadar “dirigen” yang mengayun tongkat, ia adalah pemimpin orkestra yang menjaga tempo, dinamika, emosi, dan koherensi keseluruhan sebuah karya. Satu isyarat tangan yang terlambat atau kurang tegas dapat mengguncang keseimbangan seluruh permainan. Di sisi lain, sebagai pilot, Harding memasuki medan yang sangat berbeda, tetapi dengan tuntutan mental yang mirip yakni disiplin, kemampuan membaca situasi secara cepat, dan perhatian terhadap detail teknis yang tidak boleh salah. Dalam penerbangan, kesalahan kecil dapat berujung pada konsekuensi besar. Checklist, prosedur, komunikasi dengan ATC, hingga pemahaman terhadap kondisi cuaca dan performa pesawat semuanya harus diproses dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Di cockpit, seperti halnya di podium orkestra, ada momen di mana sepersekian detik perhatian menentukan kualitas, bahkan tentang keselamatan.

    Di sinilah gagasan Harding menjadi begitu menarik bahwa pilot dan conductor sama-sama bekerja di ruang yang penuh kompleksitas, memimpin sistem yang besar dan rumit, entah ratusan penumpang di pesawat, atau puluhan musisi di panggung konser. Seorang pilot memimpin mesin dan manusia di ruang udara, seorang conductor memimpin harmoni suara melintasi ruang keheningan. Keduanya bertumpu pada satu fondasi yang sama ketelitian yang detil, kemampuan membaca pola, dan kepekaan terhadap ritme, baik ritme cuaca, mesin, dan prosedur, maupun ritme melodi, harmoni, dan dinamika musik.

    Jika kita tarik lebih jauh, pertemuan antara profesi seperti ini pilot-penulis, pilot-conductor, menunjukkan bahwa manusia tidak harus dibatasi oleh satu kotak identitas semata. Seorang pilot bisa saja menjadi penulis yang menggabungkan pengalaman terbangnya dengan refleksi sosial-politik, sementara seorang conductor bisa menjadi pilot yang membawa serta kepekaan musikalnya ke dalam cockpit. Di sepanjang sejarah, banyak pemikir, seniman, dan praktisi profesional yang justru menghasilkan karya terbaik ketika mereka berani menyeberangi batas-batas disiplin.

    Dalam konteks Indonesia, perjumpaan dengan sosok seperti Garry van Klinken mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan bukan milik satu bangsa saja. Ia lahir dari dialog lintas budaya, lintas profesi, dan lintas pengalaman. Seorang Indonesianis dari Belanda bisa begitu dalam memahami politik lokal Indonesia, sementara  pilot Indonesia bisa menulis buku-buku yang kemudian dibaca oleh para akademisi dan pembuat kebijakan. Di  percetakan Obor di Jalan Plaju itulah, pertemuan antara peneliti, penulis, dan pilot menjadi metafora kecil tentang jembatan yang bisa dibangun antara dunia praktik dan dunia gagasan.

    Ketika Garry menyebut Daniel Harding, seakan ia ingin mengatakan bahwa dunia ini selalu menyimpan ruang bagi mereka yang berani memadukan dua atau lebih identitas. Bahwa profesi “langka” bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, justru mungkin menjadi kontribusi paling khas yang bisa diberikan seseorang kepada zamannya. Pada akhirnya, baik di cockpit, di podium orkestra, maupun di meja kerja seorang penulis atau peneliti, tantangan utamanya sama yaitu menjaga disiplin, merawat ketelitian, dan tetap setia pada upaya memahami dunia dengan lebih jernih.

    Dan barangkali, di antara rak-rak buku Obor yang tenang dan sepi siang tadi, itulah pelajaran kecil yang paling berharga: bahwa lintasan hidup yang tampak “tidak biasa” justru dapat membuka percakapan yang lebih dalam tentang profesi, panggilan hidup, dan cara kita berkontribusi pada pengetahuan dan terutama tentang kemanusiaan.

    Jakarta 18 November 2025

    Chappy Hakim

    Pusat Studi Air Power Indonesia

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePertarungan Politik di Balik Pendelegasian Wilayah Udara NKRI
    Next Article US China Trade War
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Sebuah Renungan Suci

    11/21/2025
    Article

    US China Trade War

    11/21/2025
    Article

    Pertarungan Politik di Balik Pendelegasian Wilayah Udara NKRI

    11/13/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.