Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Ruang Siber dalam sistem Keamanan Nasional
    Article

    Ruang Siber dalam sistem Keamanan Nasional

    Chappy HakimBy Chappy Hakim06/30/2025No Comments5 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Oleh: Chappy Hakim

    Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia

    Dunia masa kini telah memasuki era baru yang ditandai dengan perubahan drastis pada bentuk dan medan konflik antar negara. Jika dahulu medan perang terbatas pada darat, laut, dan udara, maka kini telah muncul satu domain tambahan yang sama sekali tak kasat mata, namun justru sangat menentukan yaitu dikenal sebagai ruang siber.

    Ruang siber adalah ruang maya tempat seluruh aktivitas digital manusia berlangsung, mulai dari komunikasi, penyimpanan data, pengendalian senjata, hingga penyusunan strategi militer. Hari ini, ruang siber telah menjelma menjadi arena baru perebutan pengaruh, kekuasaan, bahkan kedaulatan. Dan seperti halnya udara yang tak terlihat namun sangat menentukan jalannya perang, maka ruang siber pun kini menjadi “langit baru” yang harus  dikuasai.

    Secara umum, ruang siber (cyberspace) adalah domain non-fisik yang terbentuk dari jaringan sistem informasi dan infrastruktur digital yang terhubung satu sama lain melalui internet atau sistem komunikasi elektronik lainnya. Di dalam ruang ini, berlangsung pertukaran data, informasi, serta instruksi yang mengendalikan berbagai aspek kehidupan modern, termasuk keamanan dan pertahanan negara.

    Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST), ruang siber adalah “A global domain within the information environment consisting of the interdependent network of information technology infrastructures, including the Internet, telecommunications networks, computer systems, and embedded processors and controllers.”  Dengan kata lain, ruang siber mencakup semua sistem dan jaringan yang menopang negara modern—mulai dari sistem kendali radar pertahanan udara, pusat komando militer, logistik, hingga sistem keuangan dan administrasi pemerintah. Maka, serangan terhadap ruang siber dapat berdampak langsung pada kelumpuhan total negara, bahkan tanpa satu pun peluru ditembakkan

    Ancaman Nyata: Serangan Tanpa Suara, Tanpa Jejak

    Beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa peperangan konvensional telah bergeser ke bentuk serangan digital. Kita mengenal serangan siber Stuxnet yang melumpuhkan fasilitas nuklir Iran pada 2010. Serangan itu diduga dikembangkan oleh gabungan intelijen AS dan Israel, dan menjadi contoh pertama dari “senjata digital” yang benar-benar mematikan². Tak hanya itu, pada tahun 2007, Estonia mengalami serangan siber besar-besaran yang melumpuhkan institusi keuangan, pemerintahan, dan bahkan komunikasi publik, yang diduga dilakukan oleh aktor negara.³

    Sementara itu, Indonesia pun telah merasakan gempuran ruang siber. Mulai dari kebocoran data jutaan penduduk dari sistem BPJS, hingga peretasan data KPU menjelang pemilu. Artinya, ruang siber kita masih sangat rentan dan belum diproteksi dengan benar.

    Ruang Siber sebagai Domain Kedaulatan

    Seperti halnya udara dan laut, ruang siber juga merupakan domain strategis yang wajib dikendalikan secara nasional. Kita tidak bisa terus bergantung pada sistem dan algoritma buatan asing tanpa memahami struktur kendalinya. Jika kita menggunakan sistem komunikasi militer yang dibangun oleh pihak luar, maka sesungguhnya kita sedang membuka pintu rumah selebar lebarnya kepada pihak asing, tanpa tahu kapan mereka akan masuk dan mengambil alih kendali.

    Doktrin militer modern pun telah menyatakan bahwa ruang siber harus dimasukkan sebagai domain operasi tempur yang setara dengan darat, laut, udara, dan ruang angkasa. NATO secara resmi mengakui ruang siber sebagai domain kelima dalam strategi pertahanannya sejak tahun 2016⁴. Indonesia harus segera mengadopsi paradigma ini.

    Sistem Senjata Modern dan Ketergantungan Siber

    Semua sistem persenjataan modern saat ini bergantung pada sistem digital dan jaringan siber. Drone tempur, rudal pintar, radar pertahanan udara, bahkan sistem pengintaian satelit, semuanya terhubung dalam satu ekosistem komando dan kendali digital.

    Kita bisa menyebut sistem seperti:

    • Iron Dome milik Israel
    • Arrow 3 dan David’s Sling
    • THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) dan Aegis Combat System milik Amerika Serikat
    • serta sistem pengintaian satelit seperti JORN (Jindalee Operational Radar Network) milik Australia

    Semuanya bergantung penuh pada kestabilan dan keamanan ruang siber. Kegagalan sistem dalam ruang siber dapat menyebabkan salah tembak, gagal mendeteksi serangan, atau lumpuhnya sistem pertahanan dan keamanan nasional.

    Indonesia dan Tantangan Pertahanan Siber

    Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal kesiapan dan kedaulatan siber:

    1. Belum adanya komando siber terpadu setara Cyber Command.
    2. Ketergantungan pada perangkat lunak dan algoritma luar negeri.
    3. Lemahnya koordinasi antarlembaga dalam menghadapi serangan digital.
    4. Kurangnya kesadaran di kalangan pengambil kebijakan bahwa siber adalah domain strategis.
    5. Minimnya investasi pada teknologi enkripsi dan keamanan data.

    Padahal, menurut Lembaga Sandi Negara dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia mengalami ribuan serangan siber setiap hari⁵. Jika tidak segera diantisipasi, kita bukan hanya berisiko kehilangan data, tetapi juga kehilangan kendali atas infrastruktur nasional vital.

    Strategi Menuju Kedaulatan Siber Nasional

    Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia perlu segera menyusun strategi nasional berbasis kemandirian, antara lain:

    • Mendirikan Komando Siber Nasional di bawah otoritas Presiden atau Panglima TNI.
    • Mengembangkan sistem komunikasi militer yang encrypted dan mandiri.
    • Mewajibkan penggunaan server dalam negeri untuk data vital nasional.
    • Membangun ekosistem pertahanan siber yang melibatkan militer, akademisi, industri, dan masyarakat sipil.
    • Meningkatkan literasi digital dan cyber hygiene di seluruh lapisan masyarakat, terutama di kalangan aparatur negara dan militer.

    Demikianlah, maka kita telah melihat bagaimana ruang udara menjadi sangat strategis dalam sejarah pertahanan. Kini, kita harus melihat ruang siber sebagai lanjutan dari ruang udara, sebuah “langit digital” yang tak kalah pentingnya.  Jika kita gagal menguasai ruang siber, maka kita akan menjadi bangsa yang merdeka di atas kertas, tetapi terjajah dalam jaringan. Kita akan memiliki radar, pesawat, dan rudal, tetapi semua itu bisa dilumpuhkan hanya dengan sebuah virus atau malware.  Kedaulatan itu kini tidak hanya ada di udara, laut, dan darat tetapi juga di ruang siber. Dan seperti kata pepatah: “Barang siapa menguasai langit, dia menguasai bumi.” Maka sekarang kita harus memperluasnya menjadi  “Barang siapa menguasai ruang siber, dialah penguasa zaman.”

    Referensi

    1. National Institute of Standards and Technology (NIST), Glossary of Key Information Security Terms, NIST IR 7298.
    2. Kim Zetter, Countdown to Zero Day: Stuxnet and the Launch of the World’s First Digital Weapon, Crown Publishing, 2014.
    3. Kenneth Geers, Cyber War in Perspective: Russian Aggression against Ukraine, NATO CCD COE, 2015.
    4. NATO, Cyber Defence: Fact Sheet, Brussels, 2016.
    5. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Laporan Tahunan Keamanan Siber Nasional, 2023.

    Jakarta 29 Juni 2025

    Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous Article“Israel” Nama dan Takdir Sejarah
    Next Article B-2 Spirit, F-22 Raptor, dan F-35 Lightning II
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Upaya Penulisan Ulang Sejarah dan Jejak Tragedi 1998

    07/28/2025
    Article

    F-35 , Rafale atau Pesawat Chengdu J-10

    07/28/2025
    Article

    Perang di Perbatasan Kamboja Thailand

    07/27/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.