counter create hit
Article

Kode Morse THR

Morse code atau kode morse kini sudah jarang dan bahkan tidak terdengar lagi.  Dipastikan , belakangan ini banyak orang yang sudah tidak tahu lagi tentang keberadaan kode morse.

Bagi generasi yang masih mengalami ikut dalam kegiatan kepanduan atau Pramuka, sebagian besar masih sempat diperkenalkan dengan apa yang disebut sebagai kode morse.

Kode morse adalah sebuah metoda komunikasi dalam mengirim informasi menggunakan  rangkaian suara atau cahaya atau alat visual lainnya seperti bendera yang bertujuan sang penerima dapat mengerti atau memahami tanpa menggunakan alat khusus untuk menerimanya.

Walaupun demikian, sebenarnya, belakangan ini masih ada juga kode morse yang banyak dikenal orang walau tanpa disadari bahwa itu adalah sebuah kode morse.

Minimal ada dua kode morse yang cukup populer yaitu SOS singkatan dari Save Our Soul (… _ _ _ …) sandi keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan SMS, singkatan dari Short Message Service (… __ __ …).

Titik adalah mewakili kode suara yang pendek dan garis datar mewakili suara yang relatif panjang.  Simbol titik dan garis tersebut dalam suara diwakili sebagai did (titik) dan da (garis).

Dengan demikian maka SOS terdengar sebagai did did did da da da did did did, sementara SMS akan terdengar sebagai did did did da da did did did.

Suara  SMS itulah yang kerap terdengar pada  beberapa telepon seluler tipe lama yang mengeluarkan suara did did did da da did did did saat menerima pesan pendek yang bernama dan populer dengan SMS itu.

Kemungkinan besar kita memang kurang memperhatikannya, akan tetapi mungkin itulah satu-satunya kode morse yang masih tetap hadir belakangan ini, walau  ponsel yang model terakhir sekarang sudah tidak bersuara lagi saat menerima SMS .

Sebelumnya, yang sangat populer tentu saja adalah kode SOS (Save Our Soul), mewakili pesan keadaan darurat yang memerlukan pertolongan yang segera.

SOS dikenal sebagai kode yang mewakili distress message, pesan darurat yang harus mudah dimengerti dan  juga mudah di ingat dan sekaligus mudah pula dipancarkannya.

Itu sebabnya kemudian dipilih SOS (did did did da da da did did did) atau  … __ __ __ … titik titik titik garis garis garis titik titik titik.

Kode morse dapat dikirim, sekali lagi dalam bentuk suara, cahaya (dengan lampu sorot) dan juga dengan  cara visual menggunakan gerakan bendera (sering digunakan pada komunikasi antar kapal laut).

Secara Internasional kode morse mewakili huruf alphabet yang standard dan mengacu kepada alfabetis dari ITU (International Telecomminication Union) sehingga penggunaannya menjadi lebih mudah untuk digunakan dalam komunikasi antar bangsa.

Yang umum dan secara luas digunakan adalah pada komunikasi yang juga menyangkut pengiriman berita-berita rahasia. Dalam kinerja intelijen sejak perang dunia, kode morse sangat luas digunakan.

Di sinilah berkembang kemudian sandi-sandi dan kata-kata atau kalimat-kalimat yang memerlukan terjemahan khusus untuk dapat dimengerti oleh sang penerima pesan, dalam menjaga kerahasiaan informasi yang dikirim.

Hal yang cukup menarik adalah penggunaan kode morse dalam dunia penerbangan. Sudah sejak tahun 1930, seluruh pilot sipil maupun militer harus mampu dalam menggunakan kode morse.

Pada saat teknik navigasi udara yang masih sangat sederhana maka setiap aerodrome atau airport atau pangkalan udara memiliki kode identitas yang diwakili oleh suara kode morse. Tujuannya adalah untuk memudahkan Pilot mengarahkan pesawatnya dengan tepat ke aerodrome tujuan.

Demikian pula dengan beberapa check point pemandu arah (radio beacon) yang memancarkan gelombang radio dalam format kode morse untuk memudahkan pilot dengan radio kompas mengarahkan pesawatnya mengikuti jalur penerbangan yang sesuai dengan rute yang direncakanannya.

Sampai dengan  tahun 1970-an masih banyak pesawat Dakota C-47 AURI terutama yang Ex Perang Vietnam masih tetap menggunakan kode morse untuk komunikasi jarak jauh.

Komunikasi menggunakan kode morse di dalam pesawat Dakota AURI di operasikan oleh operator yang dikenal sebagai Juru Radio Udara atau JRU.

Mereka adalah orang-orang yang sangat terlatih dalam menjalankan tugasnya menggunakan kode morse.

Komunikasi antara JRU dengan operator kode morse di darat (pangkalan udara) tidak hanya berfungsi dalam komunikasi normal sehari-hari akan tetapi juga kerap digunakan untuk bertukar informasi penting termasuk di dalamnya mengenai data intelijen yang dibutuhkan.

Kala itu untuk komunikasi jarak jauh memang hanya dapat  mengandalkan pada komunikasi kode morse.

Disamping digunakan sebagai komunikasi rutin penerbangan yang mencakup informasi mengenai laporan posisi dan navigasi udara juga tercakup di dalamnya tentang data meteorologi.

Di masa itu para pilot Angkatan Udara dan juga pilot penerbangan sipil mendapatkan juga mata pelajaran kode morse yang diujikan sebelum memperoleh lisensi terbangnya. Kode morse masuk dalam mata pelajaran RTL (Radio Telephoni).

Kode Morse bermula di Amerika Serikat  lebih dari satu abad yang lalu tepatnya sejak tahun 1836.

Saat itu seorang seniman kenamaan bernama Samuel FB Morse bersama dengan rekannya ahli fisika Joseph Henry serta seorang rekan bernama Alfred Vail membuat sebuah sistem telegrafi elektris.

Samuel Morse mengembangkannya kemudian dengan membuat kode morse lebih internasional dan lebih modern.

Setahun setelah itu 1837, William Cooke dan Charles Wheatstone di Inggris telah mencoba membuat juga sebuah sistem telegrafis elektris yang menggunakan sistem elektromagnetik pada receiver atau pesawat penerimanya.

Keduanya mengembangkan alat komunikasi yang pada prinsipnya adalah berupa sebuah sistem yang terdiri dari transmitter (pemancar) dan sebuah receiver (penerima).

Alatnya sendiri dikenal sebagai sebuah alat yang cukup unik mirip sebuah alat pemukul yang digunakan untuk mengetuk. Ketukan itulah yang memberikan kode-kode titik dan garis yang kemudian diterjemahkan untuk dapat diterima sebagai berita.

Sejak itu kode morse telah digunakan luas di seluruh dunia sebagai alat berkomunikasi yang sangat cepat dan efisien.  Alat ini dikenal sebagai radio telegrafi  yang menggunakan kode morse.

Radio telegrafi menggunakan morse code ini telah menjadi peralatan komunikasi yang sangat vital sejak berlangsungnya Perang Dunia kedua.  Kode Morse telah digunakan lebih dari 160 tahun, sebuah rekor yang tidak mungkin dipecahkan oleh sistem manapun dalam penggunaan kode elektris sebagai sebuah sistem komunikasi.

Peralatan tersebut terutama sekali dipergunakan oleh kapal-kapal perang untuk berhubungan dengan pangkalan induknya dan atau juga digunakan sebagai alat komunikasi antar kapal perang.

Kode Morse masih tetap digunakan sebagai standar internasional dalam masyarakat maritim dunia, setidaknya dalam penggunaan distress message, pesan keadaan darurat sampai dengan tahun 1999.

Setelah itu kode morse tidak digunakan lagi menyusul modernisasi komunikasi yang kemudian dikenal sebagai  Global Maritime Distress Safety System yang sudah menggunakan satelit dan sistem digital.

Tidak banyak orang menduga atau mengantisipasi bahwa kode morse yang sudah terbukti efisiensinya akan begitu cepat menghilang diganti oleh teknologi yang jauh lebih modern.

Sampai pada tahun 2015 yang lalu USAF, Angkatan Udara Amerika masih menjaga keberadaan kode morse yang fenomenal itu dengan tetap melatih 10 anggotanya setiap tahun untuk tetap menguasai kode morse.

Para penggemar radio amatir pada umumnya mengenal dan menguasai Internasional Morse Code ini. Salah satu persyaratan untuk memperoleh lisensi bagi penggemar radio amatir adalah harus memiliki kemampuan minimal menangkap lima huruf per menit.

Itu sesuai dengan standar yang diharuskan oleh penggemar radio amatir di Amerika Serikat yaitu yang mengacu kepada  regulasi dari Federal Communication Comission.

Kode Morse juga telah dipergunakan secara luas sebagai alat bantu komunikasi bagi para penderita disabilitas.

Para tuna netra dapat dengan lebih mudah menggunakan pendengarannya untuk berkomunikasi. Demikian pula para penderita tuli bisu, dapat memanfaatkan kode morse dalam bentuk visual yang digunakan sebagai alat berkomunikasi.

Masih banyak lagi kode morse digunakan dalam aspek kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini.  Mungkin Samuel FB Morse tidak menduga sama sekali bahwa hasil temuan dan namanya (morse) itu nyaris menjadi abadi, bermanfaat dan digunakan secara luas  di seluruh dunia.

Itulah refleksi dari sebuah kehidupan, seperti yang dikatakan oleh seorang motivator kenamaan, Dennis P Kimbro bahwa : “Life is 10% what happens to us and 90% how we react to it.”

Sebagai penutup dan akhir dari tulisan ini,  perlu disampaikan bahwa kode morse yang terkenal dan sering dibunyikan pada belakangan ini dan akan selalu terdengar di pertengahan dan menjelang akhir bulan Ramadhan, bukanlah SOS ( … _ _ _ …)  did did did da da da  did did did akan tetapi THR (__…. . __..) da did did did did did da did did.

Ya, benar sekali ……..THR alias Tunjangan Hari Raya !

Jakarta 16 Juni 2016,
Chappy Hakim

 

Kompas.com
Editor : Ahmad Sodikun

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button