Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Reuni Asal Usul, Makna, dan Manfaatnya
    Article

    Reuni Asal Usul, Makna, dan Manfaatnya

    Chappy HakimBy Chappy Hakim09/10/2025No Comments6 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Reuni adalah sebuah peristiwa yang pada hakikatnya sederhana, yaitu bertemunya kembali orang-orang yang pernah hidup dalam lingkaran pengalaman yang sama. Mereka bisa berasal dari satu sekolah, satu universitas, satu angkatan akademi militer, satu lingkungan kerja, bahkan satu keluarga besar. Kata reuni sendiri berasal dari bahasa Latin reunire yang berarti “bersatu kembali” atau “berkumpul lagi”. Dari akar kata ini, dalam bahasa Prancis muncul istilah réunion yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris sebagai reunion. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut diserap secara langsung menjadi “reuni”, dengan makna yang sama yaitu bertemu lagi setelah lama berpisah.

    Tradisi reuni dapat ditelusuri sejak lama, bahkan sebelum istilah modernnya terbentuk. Di dunia kuno, orang-orang sudah mengenal kebiasaan untuk kembali berkumpul, baik dalam upacara keagamaan, pesta panen, atau pertemuan kekerabatan. Di era modern, bentuk paling populer dari reuni berkembang di dunia pendidikan, terutama universitas-universitas besar di Eropa dan Amerika. Di sana, tradisi alumni reunion bukan hanya menjadi sarana melepas rindu, tetapi juga media membangun jejaring sosial, memperluas kesempatan karier, hingga sarana menggalang dukungan dana bagi almamater. Dari situ, tradisi reuni menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, dengan nuansa lokal yang lebih kekeluargaan sifatnya.

    Manfaat dari reuni tidak bisa dianggap remeh. Pertama, reuni menghadirkan dimensi emosional berupa nostalgia. Dengan bertemu kembali, seseorang diingatkan akan masa lalu yang membentuk jati dirinya, misalnya saja tentang ruang kelas, guru atau instruktur, sahabat-sahabat lama, hingga kenangan akan perjuangan yang pernah dilalui bersama. Nostalgia semacam ini mampu menguatkan rasa kebersamaan, memperkaya jiwa, dan bahkan memberi semangat baru dalam menghadapi kehidupan di masa purna tugas.

    Kedua, reuni juga akan membawa manfaat sosial. Perjumpaan kembali membuka peluang membangun kembali jaringan lama yang sempat terputus. Banyak orang mendapatkan mitra bisnis, dukungan moral, atau bahkan peluang kerja dari sebuah reuni. Jaringan sosial ini membuktikan bahwa ikatan emosional yang terjalin di masa lalu bisa bertransformasi menjadi modal sosial yang nyata di masa kini dalam menatap masa depan.

    Ketiga, reuni juga punya nilai psikologis. Dalam pertemuan itu, orang dapat melihat perjalanan waktu pada dirinya dan orang lain. Ada kebanggaan tersendiri ketika menyadari bahwa perjuangan hidup masing-masing teman akhirnya menemukan jalannya, entah dalam bentuk kesuksesan karier, kebahagiaan keluarga, atau bahkan keteguhan dalam menghadapi cobaan. Hal itu dapat melahirkan rasa syukur, rendah hati, sekaligus motivasi untuk terus melangkah.

    Di Indonesia, reuni kerap dilaksanakan dengan nuansa kekeluargaan yang kental. Tidak hanya alumni sekolah, universitas atau Akademi, tetapi juga keluarga besar, sahabat kampung halaman, bahkan kelompok profesi tertentu. Reuni menjadi ajang berbagi kabar, memperbarui hubungan, hingga mengingatkan kembali bahwa kehidupan manusia bukanlah sebuah perjalanan yang ditempuh sendirian, melainkan bersama orang-orang yang pernah hadir di dalamnya.

    Pada akhirnya, reuni bukan sekadar pertemuan untuk bernostalgia. Ia adalah sebuah momen yang menjembatani masa lalu dengan masa kini, memperkuat hubungan sosial, dan menumbuhkan rasa syukur atas perjalanan hidup. Dari akar sejarahnya yang panjang hingga praktiknya yang sederhana, reuni selalu menyimpan makna yang dalam yakni kita tidak pernah benar-benar berjalan sendiri, karena selalu ada ikatan bersama yang menyertai, bahkan ketika waktu telah membawa kita jauh ke berbagai arah.

    Di Indonesia, tradisi reuni berkembang pesat dan memiliki warna yang khas. Masyarakat kita pada dasarnya memiliki ikatan sosial yang erat, dan nilai kekeluargaan selalu menempati posisi utama dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya, reuni tidak hanya diadakan dalam lingkup formal seperti alumni sekolah atau perguruan tinggi, tetapi juga menjalar hingga ke reuni keluarga besar, reuni kampung halaman, hingga pertemuan komunitas profesi.

    Salah satu bentuk reuni paling populer di Indonesia adalah reuni sekolah dan universitas serta Akademi. Hampir setiap tahun, khususnya menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri atau Tahun Baru, para alumni merencanakan pertemuan kembali. Reuni akbar biasanya digelar di sekolah dengan mengundang guru-guru lama yang dihormati. Kehadiran para guru ini menambah makna tersendiri, karena mereka menjadi penghubung generasi, simbol kasih sayang, dan pengingat masa-masa ketika fondasi pendidikan ditanamkan. Banyak sekolah menengah atas di kota besar rutin menggelar reuni per lima atau sepuluh tahun, dengan jumlah peserta yang bisa mencapai ratusan orang.

    Selain reuni sekolah, Indonesia juga mengenal reuni keluarga besar. Dalam masyarakat agraris maupun masyarakat urban, ikatan kekeluargaan masih sangat kuat. Reuni keluarga biasanya digelar saat Lebaran, Natal, atau momen pernikahan anggota keluarga. Inilah saat di mana generasi tua, muda, hingga anak-anak berkumpul, saling mengenal, dan menyambung silaturahmi yang mungkin terputus karena jarak dan kesibukan. Reuni semacam ini menjadi penopang tradisi gotong royong yang menjadi identitas bangsa, karena memperkuat solidaritas dalam ikatan darah dan kekerabatan.

    Ada pula bentuk reuni yang lebih unik dan khas Indonesia, yaitu reuni komunitas profesi atau almamater militer. Sebagai contoh, para perwira lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Darat, Laut dan Udara kerap mengadakan reuni besar untuk mengenang kebersamaan dalam pendidikan militer yang keras.  Dalam hal ini patut di catat bahwa lulusan Akabri Udara kelas 1971 bahkan melaksanakan reuni dua kali dalam rentang waktu 1 tahun.  Dapat dimaklumi bahwa memang reuni semacam ini bukan hanya ajang nostalgia.  Reuni semacam ini juga merupakan kesempatan membangun solidaritas korps, memperkuat persatuan, dan mempertegas komitmen persahabatan berlandas kekeluargaan.

    Di tingkat kampung halaman, reuni kerap diwujudkan dalam bentuk pulang kampung massal. Banyak orang dari desa yang merantau ke kota besar atau luar negeri, lalu kembali berkumpul saat Lebaran. Momen ini sejatinya adalah bentuk reuni alami, di mana masyarakat desa menyambut para perantau dengan hangat, dan sebaliknya, para perantau menghidupkan kembali kenangan masa kecil mereka. Inilah yang kemudian memperkaya tradisi mudik di Indonesia, menjadikannya bukan hanya perjalanan pulang, tetapi juga perayaan reuni sosial dan budaya.

    Manfaat reuni di Indonesia pun berlapis. Selain sebagai ajang nostalgia, reuni menjadi wadah membangun jejaring baru. Tidak jarang dari reuni sekolah lahir kerja sama bisnis, kegiatan sosial, bahkan inisiatif amal untuk membantu guru, sekolah, atau teman seangkatan yang membutuhkan. Dari reuni keluarga, muncul kesepakatan untuk menjaga silsilah, merawat tanah warisan, atau mendukung generasi muda agar menempuh pendidikan lebih tinggi. Dari reuni kampung, lahir gagasan kolektif membangun desa, memperbaiki masjid, atau menggalang dana untuk kegiatan sosial.

    Dengan demikian, reuni di Indonesia bukan hanya sebuah pesta pertemuan kembali, melainkan juga cerminan nilai luhur bangsa yang menekankan kekeluargaan, solidaritas, dan gotong royong. Dalam suasana reuni, masa lalu dan masa kini saling bertaut, membangun jembatan yang membuat orang Indonesia merasa selalu terhubung, meskipun perjalanan hidup telah membawa mereka ke jalan yang berbeda-beda.

    Jakarta 27 Agustus 2025

    Chappy Hakim

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleBoao Forum for Asia dan World Economic Forum
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Boao Forum for Asia dan World Economic Forum

    09/10/2025
    Article

    Review Buku Blue Ocean Strategy

    09/10/2025
    Article

    Peristiwa Bawean 2003

    09/10/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.