Di tengah arus deras perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global, terdapat satu bidang yang kerap terabaikan dalam wacana pembangunan bangsa—padahal menyimpan potensi strategis yang sangat menentukan arah masa depan Indonesia, yakni Air Power dan kedirgantaraan. Dalam konteks inilah, Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) atau Indonesia Center for Air Power Studies lahir dan tumbuh sebagai sebuah wadah pemikiran, pengkajian, dan sinergi antara para praktisi dan akademisi yang memiliki perhatian serius terhadap isu-isu dirgantara, pertahanan, dan keamanan nasional.
PSAPI: Ruang Temu Ilmu dan Pengalaman
PSAPI bukanlah sekadar lembaga kajian biasa. Ia hadir sebagai ruang temu dan ruang belajar bersama bagi dua komunitas yang kerap berjalan di jalur yang berbeda: komunitas ilmuwan/akademisi dan para praktisi lapangan yang bergelut langsung di dunia penerbangan, dirgantara, serta pertahanan udara. Dalam wadah ini, ruang laboratorium akademik bertemu dengan “laboratorium lapangan”. Hasilnya adalah pemikiran-pemikiran yang tidak hanya konseptual dan teoritis, tetapi juga teruji secara empirik.
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Priyatna Abdurrasjid—seorang pakar hukum udara internasional terkemuka—“Aviation is closely linked with InterNation.” Ucapan ini menyiratkan bahwa dunia kedirgantaraan tidak mungkin berdiri sendiri; ia senantiasa bersinggungan dengan dunia luar, dengan hukum dan aturan internasional, dengan etika global, serta dengan kepentingan lintas negara.
Dimensi Internasional dan Teknologis dalam Air Power
Ada dua ciri utama yang melekat pada konsep Air Power, yang menjadikannya sangat khas dan strategis. Pertama adalah kemajuan teknologinya yang luar biasa cepat. Sejarah mencatat, hanya dalam rentang waktu 66 tahun setelah penerbangan pertama Wright Brothers pada tahun 1903, dunia telah menyaksikan lahirnya pesawat SR-71 Blackbird yang mampu melaju lebih dari tiga kali kecepatan suara. Dalam konteks kecepatan perkembangan teknologi, hampir tak ada sektor lain yang mampu menandingi dinamika dirgantara.
Kedua adalah sifatnya yang inheren internasional. Udara dan ruang angkasa tidak mengenal batas politik seperti halnya daratan. Segala bentuk aktivitas di udara dan antariksa selalu bersinggungan dengan aturan global, konvensi internasional, serta sistem hukum lintas batas negara. Oleh sebab itu, semua negara yang ingin mempertahankan eksistensi dan martabatnya di panggung global, harus memiliki kepekaan dan kesiapan terhadap isu-isu Air & Space.
Dirgantara: Domain Strategis Peradaban Manusia Modern
Sejarah perkembangan manusia dapat ditelusuri melalui dominasi atas domain-domain ruang hidup: dari darat, laut, udara, hingga kini menjangkau angkasa luar. Dalam perkembangannya, dunia telah memasuki sebuah babak baru: era Cyber World, yang disebut sebagai domain kelima setelah darat, laut, udara, dan ruang angkasa.
Air & Space, oleh karena itu, tidak lagi bisa dipandang sebagai wilayah teknis terbatas. Ia adalah cerminan dari peradaban modern, tempat berlangsungnya pertarungan kepentingan negara-negara maju, dan sekaligus menjadi medan baru dalam upaya mempertahankan kedaulatan nasional. Jika bangsa Indonesia ingin menatap masa depan dengan penuh percaya diri, maka pemahaman dan penguasaan terhadap Air & Space menjadi mutlak.
PSAPI dan Misi Mencerdaskan Bangsa

Menyadari pentingnya hal tersebut, maka keberadaan PSAPI menjadi salah satu jawaban strategis untuk mengisi kesenjangan pemahaman dan kepedulian terhadap dunia dirgantara di Indonesia. PSAPI berkomitmen untuk membangun kesadaran kolektif atau air & space mindedness sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya jelas: agar Indonesia tidak tertinggal dalam perlombaan global yang kini sangat bergantung pada dominasi di udara dan antariksa.
Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah penyelenggaraan kembali agenda Monthly Meeting PSAPI, yang sempat dimulai pada tahun 2019 namun tersendat akibat pandemi Covid-19. Forum ini bukan sekadar diskusi biasa, melainkan wahana untuk menyusun rumusan saran dan rekomendasi strategis kepada para pemangku kebijakan dalam merespons dinamika dan tantangan IPTEK dirgantara yang begitu cepat.
Tiga Pilar Rumusan PSAPI: Dokumentasi, Kebijakan, dan Edukasi Publik
Rumusan hasil diskusi dan kajian PSAPI disusun secara sistematis dalam tiga bagian:
- Untuk Dokumentasi Internal PSAPI, sebagai bagian dari pembangunan arsip pemikiran strategis nasional dalam bidang kedirgantaraan.
- Sebagian yang bersifat Classified, dikumpulkan secara khusus untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan strategis negara—terutama di bidang pertahanan dan keamanan udara.
- Sebagian lagi bersifat terbuka, didistribusikan ke media massa dan publik sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya isu-isu Air & Space bagi masa depan Indonesia.
Penutup: Meneguhkan Langkah Menuju Bangsa Dirgantara
PSAPI tidak hanya sekadar pusat studi, melainkan representasi dari tekad sebuah bangsa untuk tidak menjadi penonton di langitnya sendiri. Dalam dunia yang terus berubah dan didorong oleh kekuatan teknologi, hanya bangsa yang mawas diri dan berpandangan jauh ke depan yang akan mampu bertahan dan memimpin. PSAPI berdiri di garis depan perjuangan intelektual itu—sebagai penjaga, penafsir, sekaligus pelopor dalam membentuk kesadaran nasional akan pentingnya kekuatan udara dan kedirgantaraan.
Bersama PSAPI, mari kita satukan langkah, bangun air & space mindedness, dan jadikan langit Indonesia bukan hanya tempat lalu lintas penerbangan, tetapi juga medan pengabdian bagi generasi penerus bangsa untuk menjaga kedaulatan dan martabat negeri tercinta.
Jakarta 11 Juni 2025
Chappy Hakim – Founder & Chairman ICAPS