Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Masalah Kronis Bangsa Indonesia
    Article

    Masalah Kronis Bangsa Indonesia

    Chappy HakimBy Chappy Hakim08/15/2023No Comments5 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

     

    Wilfried Mbappe, ayah dari Bintang sepakbola Perancis Kylian Mbappe menjelaskan tentang mengapa anaknya dituduh tidak membela negaranya sendiri, Kamerun akan tetapi lebih memilih membela Perancis.   Dia mengatakan : “At first, I wanted my son to play for Cameroon but someone at the Cameroon Football Federation charged a sum of money that I didn’t have to make him play. The French didn’t charge me anything,” CORRUPTION kills the dreams of a Nation.

    Inti yang diutarakan adalah bahwasanya : Korupsi membunuh Impian sebuah bangsa.   Suatu pernyataan yang sangat pedas namun telah menjadi sebuah realita di banyak negara, tidak terkecuali di Indonesia.   Impian atau cita cita sebuah bangsa pada umumnya adalah sama, yaitu menuju negara yang Adil Makmur Aman dan Sejahtera.   Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja.

    Indonesia yang telah Merdeka 78 tahun sejak tahun 1945, hingga kini masih terus bergelut dengan berbagai masalah kebangsaan termasuk didalamnya soal korupsi.   Banyak sudah analisis yang dikemukakan oleh para cerdik pandai untuk mencari akar masalah apa gerangan yang menjadi penyebabnya.  Hal ini menjadi lebih mengemuka ketika membandingkan dengan beberapa negara lain yang meraih kemerdekaannya di sekitar atau bahkan setelah tahun 1945 dan relatif sudah mencapai tingkatan sebagai negara maju.   Apa yang salah dengan Indonesia, sebuah negara yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah.   Sebuah negara yang memiliki cukup banyak orang pintar, namun hingga kini masih jauh dari harapan untuk dapat mencapai cita citanya.

     

    Dari banyak diskusi dan telaahan para pakar, maka pada umumnya sepakat bahwa akar masalah yang dihadapi Indonesia adalah masalah pendidikan.   Masalah pendidikan yang banyak dinilai kurang berhasil dalam memproduksi masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan.   Kurang memiliki kesadaran berbangsa yang refleksinya adalah terlihat dipermukaan sebagai bangsa yang “malas” dan sangat rendah disiplin serta tanggung jawabnya.   Tidak perlu berdebat Panjang tentang hal ini, karena masyarakat Indonesia memang dikenal sebagai masyarakat yang tidak memiliki ketaatan dalam mematuhi waktu.   Demikian pula tentang disiplin , sangat mudah dilihat dalam keseharian yang terjadi di jalan raya.   Tidak terlihat sama sekali kepatuhan dan tanggung jawab terhadap  peraturan lalulintas.   Tidak memiliki budaya tepat waktu dan disisi lain dalam hal disiplin terlihat sangat sangat rendah.  Kedua hal itu jelas secara langsung dan tidak langsung menggambarkan sosok masyarakat yang malas.

    Dalam perspektif pendidikan, mungkin dapat dicermati bahwa memang tidak atau belum ada siklus bidang pendidikan yang khusus mengantar kepada kesadaran berbangsa.   Kesadaran berbangsa yang serta merta akan menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai warga negara sebuah bangsa.   Pada titik ini akan menjadi wajar bila kemudian melihat sebuah proses wajib militer di banyak negara adalah merupakan wadah candradimuka bagi generasi muda memperoleh bekal kebangsaan.   Memperoleh bekal dalam membangun personal karakter berbasis kebangsaan, berlandas wawasan kesadaran sebagai warga negara dalam platform kebanggaan.   Memperoleh bekal tentang disiplin dalam mematuhi ketepatan waktu sekaligus mematuhi peraturan yang berlaku.  Memperoleh bekal dalam menumbuhkan kesadaran pribadi dalam sikap disiplin mentaati peraturan dengan penuh kesadaran.   Memperoleh bekal dalam membangun loyalitas kepada atasan, teman dan bawahan.   Memperoleh bekal dalam membangun etos kerja dalam konteks kerjasama dalam tim, sekaligus mengenai aspek kepemimpinan.   Sebuah proses yang sangat dapat diandalkan dalam mencetak pribadi yang penuh tanggung jawab dalam memulai memimpin diri sendiri sebelum melangkah lebih lanjut untuk memimpin orang lain.

     

     

    Kewajiban dalam mengikuti program wajib militer, selain menumbuhkan rasa kesadaran bela negara, sekaligus menumbuhkan keteraturan dalam berorganisasi.   Menyadari tugas dan tanggung jawab mulai dari posisi sebagai anak buah, sebagai kolega dan kemudian sebagai pemimpin.   Nilai nilai inilah antara lain yang sangat dibutuhkan bagi generasi muda bangsa, khususnya dalam periode perubahan dari dunia kanak kanak menuju dunia orang dewasa.   Nilai nilai yang hanya dapat diperoleh dari sebuah proses dalam lingkungan yang keras.  Hal tersebut yang dapat meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian sekaligus kemandirian yang disertai dengan peningkatan etos kerja yang tinggi.   Sebuah proses yang ampuh untuk melawan dan menghilangkan rasa malas.   Hanya negara yang warga negaranya militan yang akan mudah meraih kemajuan.   Militan disini tidak sama sekali identik dengan militeristik, akan tetapi lebih kepada kebanggaan bernegara yang tersalur dalam sikap dan semangat tinggi dalam membangun bangsanya.   Tekad dan semangat kebersamaan dalam menumbuhkan persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa dan negara.   Kesemua itu tujuan utamanya adalah terkait dengan menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara sebuah bangsa yang besar.

    Tanpa Upaya dalam membekali warga negara dengan kesadaran berbangsa antara lain dengan proses semacam wajib militer, maka negeri ini tidak akan pernah mampu untuk meraih kemajuan.   Realitanya dapat kita saksikan bersama betapa korupsi merajalela disegala lapisan  lengkap pada berbagai sektor pemerintahan.   Mulai dari DPR, para Menteri, pejabat negara lainnya bahkan pada aparat penegak hukum tidak terkecuali.   Itulah semua yang digambarkan oleh Wilfried Mbappe bahwa Corruption kills the Dreams of a Nation.   Para koruptor telah membunuh cita cita alias impian sebuah bangsa.

    Jakarta 24 Juli 2023

    Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePesawat Hibah , Pesawat Bekas dan Pesawat Baru
    Next Article Hari Bakti Angkatan Udara 29 Juli 2023
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Mengapa Dunia Masih Memilih Demokrasi, Meski Tahu Risikonya?

    05/05/2025
    Article

    UFO: Misteri Yang Masih Menarik

    05/05/2025
    Article

    Hickam Air Force Base: Jejak Strategis Amerika di Pasifik Barat

    05/05/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.