Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Jadi Bagaimana?
    Article

    Jadi Bagaimana?

    Chappy HakimBy Chappy Hakim08/01/2010Updated:03/01/20214 Comments3 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Pagi tadi, saya terbang dengan Garuda dari Jogyakarta ke Jakarta.   Cuaca yang bagus menambah nikmat terbang pagi tadi dengan pesawat Garuda yang baru Boeing  B-737-800.   Sejak take off, blue sky sampai dengan hendak mendarat di Cengkareng kondisi visibility, jarak pandang lebih dari 10 kilometer.   Engine  pesawat yang bunyinya relatif lebih halus, ditambah dengan handling para penerbangnya yang  “gentle”, telah membawa pesawat  mendarat dengan mulus di Runway 07 Bandara  International Airport Soekarno Hatta Cengkareng.

    Begitu mendarat, segeralah terlihat betapa semrawut amburadulnya  Bandara ini, dan seperti biasa, pesawat Parkir dipandu oleh Parking Master secara manual menggunakan 2 buah sejenis raket Pingpong dan berdiri diatas sebuah mobil supaya dapat terlihat oleh Pilot dari Cockpit.   Sementara alat pemandu Parkir pesawat elektronik terlihat masih pada posisinya semula, akan tetapi konon tidak pernah hidup atau beroperasi sejak Cengkareng berdiri.  Pesawat Parkir di dekat Garbarata/Aviobridge, akan tetapi penumpang turun ketanah untuk naik kendaraan menuju terminal lainnya.   Gerakan kendaraan diarea terbatas itu, kelihatan begitu banyak dan knalpotnya terlihat tidak menggunakan filter seperti yang disyaratkan oleh peraturan kemanan terbang.   Inilah hasilnya, bila Angkasa Pura dipimpin oleh orang Kereta Api.   Bagian depan terminal pun sudah persis berujud sebagai stasiun Kereta Api.   Pemandangan ini sudah menjadi biasa biasa saja.  Begitu keluar, kita pun sudah dijemput oleh banyak calo-calo Taksi yang menawarkan jasa dengan setengah memaksa.   Biasa juga, memang sudah begitu.

    Garuda dari Jogyakarta ini ternyata agak terlambat, sebagai akibat dari keterlambatan tibanya dari Jakarta pagi harinya.   Begitu pula saat menuju ke Jakarta sudah dipastikan memang akan terlambat dari jadwal skedul Garuda.   Belum lagi, diperjalanan menjumpai masalah dengan pihak ATC/Air traffic Control, pengatur lalu lintas udara.   Peralatan yang sudah tua serta keterbatasan sdm nya telah membuat pengaturan lalu lintas udara menjadi agak amburadul. ATC yang menurut UU Penerbangan yang baru saja disahkan tahun lalu, dengan catatan harus segera membentuk Institusi ATC yang single provider, sampai kini tidak pernah terdengar sedikitpun follow up nya.   Ada beberapa catatan penting dalam UU Penerbangan yang harus ditindak lanjuti sebagai bentuk penyempurnaan penanganan keamanan terbang, tidak satu pun yang telah ditindak lanjuti, entah karena apa.

    Dengan kondisi seperti ini, dunia penerbangan kita  tengah menghadapi bahaya, bila tidak segera dilakukan beberapa terobosan untuk menanggulanginya.   Salah satu yang sangat “danger” adalah, betapa traffic sudah begitu cepat meningkat yang tidak diimbangi dengan modernisasi peralatan pengatur lalu lintas udara, kualitas sdm dan pembenahan institusinya.

    Seperti kata Pong Hardjatmo, diberitahu tidak didengarkan, ditulis tidak dibaca, terus kita mau apa lagi?  Tapi nanti dulu Bung, ini urusan keselamatan terbang yang menyangkut banyak nyawa orang para pengguna jasa angkuta udara ! Apakah kita semua mau melihat korban berjatuhan terlebih dulu baru kemudian bebenah diri?

    Jadi bagaimana? Kayaknya pada malas bekerja atau pada nggak mau bekerja atau pada nggak bisa bekerja ?   Maxim Gorky pernah berkata : ” When work is a pleasure, life is joy, When work is a duty, life is slavery !” Begitu kalee……

    Jakarta 1 Agustus 2010

    Chappy Hakim

    Garuda Soekarno Hatta yogya
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleMenuju Sukses!
    Next Article Kita Selalu ”Mengalah” ?
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Mengapa Dunia Masih Memilih Demokrasi, Meski Tahu Risikonya?

    05/05/2025
    Article

    UFO: Misteri Yang Masih Menarik

    05/05/2025
    Article

    Hickam Air Force Base: Jejak Strategis Amerika di Pasifik Barat

    05/05/2025
    View 4 Comments

    4 Comments

    1. Noke Kiroyan on 08/19/2010 11:31 am

      Jadi bagaimana, Pak Chappy? Apa yang dapat/harus dilakukan, apalagi tahun depan jumlah penumpang diprediksikan akan melonjak lebih jauh lagi.

    2. Chappy Hakim on 09/23/2010 6:56 am

      Itu dia Pak Noke, saya pun nggak tau harus berbuat apa lagi? sudah terlalu banyak “perkeliruan” di dunia penerbangan kita saat ini Pak. Memerlukan satu tindakan yang sangat mendasar untuk memperbaikinya, dan kayaknya banyak orang tidak ada keinginan sedikit pun untuk memperbaiki. Sudah terlanjur enak menikmati “perkeliruan” yang berlangsung. Salam Pak ! Terimakasih.

    3. cahyo w on 12/25/2010 3:07 am

      Pembentukan ats single provider itu sangat penting dan mendesak pak chappy..juga diikuti sdm dan peralatan yang memadai. kemarin aja radar macet penerbangan terganggu…so jangan tunggu ada korban…

    4. Chappy Hakim on 01/06/2011 12:31 pm

      Betul sekali Pak Cahyo ! saya masih selalu memperjuangkannya agar bisa jadi perhatian pemerintah ! Terimakasih. Salam.

    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.