Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Cerita Dubes Dieny Tjokro tentang Ekuador
    Article

    Cerita Dubes Dieny Tjokro tentang Ekuador

    Chappy HakimBy Chappy Hakim08/07/2022Updated:08/08/2022No Comments4 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Map of Ecuador - GIS Geography

    Ekuador (Bahasa Spanyol untuk Equator) sebagai sebuah negara Amerika Latin  kurang begitu dikenal di masyarakat awam Indonesia.   Kurang menjadi perhatian dibanding dengan jajaran negara Amerika Selatan lainnya seperti Brazil, Kolombia, Argentina dan Chile misalnya.  Ekuador sesuai dengan namanya yang berarti garis khatulistiwa memang terletak di “equator line”, garis imajiner yang membelah bumi utara dan selatan.   Banyak keunikan Ekuador yang jarang diketahui banyak orang.   Misalnya saja cerita tentang sepakbola di Ekuador.  Duta Besar Dieny Tjokro yang sempat bertugas di Ekuador pada tahun 2016 sampai dengan 2020 menceritakan tantang hal itu.   Sebagai salah satu negara Amerika Latin yang sangat terkenal dengan sepakbola nya ada keunikan tersendiri di sana.   Setiap kesebelasan sepakbola yang datang bertanding di Ekuador pada umumnya akan mengalami kekalahan melawan tim sepakbola Ekuador.   Hal ini tidak terutama sekali menyangkut kualitas bermain sepakbola , akan tetapi lebih pada faktor alam yang menyebabkannya.   Dengan ketinggian rata rata yang mencapai lebih kurang 2500 meter maka udara di Ekuador kadar oksigennya sangat kurang demikian pula tekanan udaranya.   Kondisi inilah antara lain yang menyebabkan para pemain bola pendatang tidak bisa bermain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.   Udara yang semakin tinggi semakin berkurang tekanan dan kadar oksigen tentu saja memerlukan waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri.

            Keunikan lainnya yang diceritakan oleh Dubes Dieny Tjokro, dosen Psikologi Universitas Indonesia yang juga merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Mohammad Husni Thamrin adalah tentang makanan Indonesia.   Di Ekuador makanan Indonesia masih kurang populer, walaupun tempe selama ini sudah banyak dinikmati orang Ekuador.  Pada sisi lainnya ternyata banyak orang Ekuador yang penduduknya berusia lebih dari 100 tahun dan sangat suka dengan masakan atau makanan khas Indonesia.  Selama masa tugasnya sebagai Duta Besar Indonesia yang tinggal di Quito ibukota Ekuador Dieny telah berhasil mengajak dan membantu pengusaha lokal untuk  membuka restoran Indonesia di sana.  Transportasi umum yang utama di Quito adalah Busway, seperti halnya di Bogota Kolombia.  Sektor pariwisata dikelola dengan baik dan dikerjakan secara professional antara lain yang menonjol adalah aspek kebersihan lingkungan.   Masih banyak lagi keunikan yang dijumpai Dubes Dieny Tjokro selama bertugas di Ekuador, yang sempat diceritakan sang Dubes pada kesempatan menikmati acara santai bersama Band The Playsets di QiLounge Hotel Sultan pada Sabtu siang tanggal 6 Agustus 2022.   Setiap Sabtu siang Band The Playsets manggung di QiLounge dan pada kesempatan istirahat diisi dengan acara berbagi pengalaman dan pengetahuan dari berbagai pihak.   Minggu lalu misalnya, pada kesempatan yang sama di QiLounge Hotel Sultan, Dubes Andrajati berbagi pengalamannya selama bertugas di Senegal.  Sebelumnya, sempat pula Dubes Dian Wirengjurit bercerita banyak tentang Iran.   Berbagi pengalaman dan pengetahuan memang selalu menarik.

             Uraian Dubes Dieny Tjokro sabtu kemarin juga sangat menarik perhatian di Qilounge, Hotel Sultan.   Terlihat hadir antara lain penyanyi dan pencipta lagu terkenal Deddy Dhukun, musisi Jazz Indonesia Mus Mujiono, Pilot Senior Capt. Hanafi Herlim yang beberapa bulan lalu sempai viral videonya pada penerbangan terakhir, karena harus pensiun dini dari Citilink, Capt Azis teman sekelas Hanafi  lulusan tahun 1980 API Curug, Ibu Rita Soebowo mantan Ketua Umum KONI 2007 – 2011 dan teman teman lainnya.

             Selama Duta Besar Dieny Tjokro berbagi pengalamannya cukup banyak pertanyaan yang diajukan oleh hadirin yang menandakan ketertarikan pada keunikan negara Ekuador.   Dubes Dieny Tjokro yang sempat menerima penghargaan Mundo Gold mengakhiri paparannya dengan harapan agar hubungan Indonesia dengan Ekuador akan bertambah erat dimasa mendatang.

    Jakarta 7 Agustus 2022

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePara Dubes, Hermawan Kartajaya dan Band The Playsets
    Next Article Penggunaan Ruang Udara kaitannya dengan Keamanan Nasional
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Mengapa Dunia Masih Memilih Demokrasi, Meski Tahu Risikonya?

    05/05/2025
    Article

    UFO: Misteri Yang Masih Menarik

    05/05/2025
    Article

    Hickam Air Force Base: Jejak Strategis Amerika di Pasifik Barat

    05/05/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.