US National Security Council
Apabila dicermati, kebijakan strategis Amerika Serikat baik di tingkat nasional maupun dalam kebijakan luar negerinya umumnya selalu tepat sasaran dan berorientasi pada kepentingan nasional. Selain itu, kebijakan-kebijakan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga sangat aplikatif dan dapat diterapkan secara menyeluruh di lapangan. Apa sebabnya ? jawabannya sederhana sekali yaitu bahwa salah satu alasannya adalah setiap keputusan yang diambil, senantiasa mendengarkan terlebih dahulu saran dan rekomendasi dari badan yang bernama Dewan Keamanan Nasional AS.
Dalam tata kelola pemerintahan Amerika Serikat, National Security Council (NSC) atau Dewan Keamanan Nasional memegang peran sentral sebagai wadah utama Presiden dalam merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut keamanan nasional. Dibentuk pada tahun 1947 melalui National Security Act, NSC hadir sebagai respon terhadap dinamika geopolitik pasca-Perang Dunia II, khususnya untuk menciptakan koordinasi lintas lembaga dalam menghadapi ancaman yang bersifat multidimensional militer, intelijen, diplomatik, hingga ekonomi.
Apa Itu National Security Council?

Secara definisi, NSC adalah lembaga penasihat Presiden dalam hal kebijakan luar negeri dan keamanan nasional, yang bertugas memberikan saran, merumuskan kebijakan, dan menyinergikan pelaksanaan strategi keamanan nasional Amerika Serikat. Dewan ini bukan lembaga pelaksana, melainkan organ strategis di lingkar inti kekuasaan Presiden yang berfungsi mengkonsolidasikan masukan dari berbagai institusi, seperti Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, komunitas intelijen, serta beberapa instansi strategis lainnya. Tugas pokok NSC dapat dirangkum dalam beberapa fungsi utama:
- Menyusun Strategi Keamanan Nasional. NSC bertanggung jawab dalam merumuskan National Security Strategy (NSS), yaitu dokumen strategis resmi yang menggambarkan arah, prinsip, dan prioritas kebijakan luar negeri serta pertahanan Amerika Serikat.
- Koordinasi Lintas Lembaga. NSC menjadi tempat koordinasi antara lembaga seperti Pentagon, CIA, State Department, dan Homeland Security untuk memastikan kebijakan yang terpadu dan responsif terhadap ancaman global.
- Konsultasi dan Rekomendasi kepada Presiden. Dalam situasi krisis atau konflik, Presiden Amerika tidak bergerak sendiri. NSC menyediakan masukan teknis dan strategis yang berasal dari para kepala lembaga, ahli intelijen, serta penasihat keamanan nasional.
- Penilaian Ancaman dan Manajemen Krisis. NSC secara berkala mengevaluasi berbagai ancaman dari terorisme, proliferasi senjata nuklir, hingga serangan siber dan menyusun skenario penanggulangannya dalam bentuk contingency plans.
Struktur dan Keanggotaan NSC
Secara struktur, keanggotaan NSC terbagi menjadi anggota tetap, anggota undangan, dan anggota teknis/pelaksana. Berikut ini adalah komposisi NSC berdasarkan struktur yang berlaku di era Presiden Amerika saat ini:
Anggota Tetap:
- Presiden Amerika Serikat (Ketua)
- Wakil Presiden
- Menteri Luar Negeri (Secretary of State)
- Menteri Pertahanan (Secretary of Defense)
- Menteri Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security)
- Menteri Keuangan (Secretary of the Treasury)
- Penasihat Keamanan Nasional (National Security Advisor)
Anggota Undangan Tetap:
- Jaksa Agung (Attorney General)
- Kepala Staf Gabungan Militer (Chairman of the Joint Chiefs of Staff)
- Direktur Intelijen Nasional (Director of National Intelligence)
- Duta Besar AS untuk PBB
- Administrator USAID
Selain itu, Presiden dapat mengundang pejabat lain sesuai kebutuhan dan urgensi situasi, misalnya Direktur CIA, Menteri Energi, atau Kepala Staf Gedung Putih tergantung topik bahasan yang hendak di analisis.
Peran Strategis NSC dalam Politik Global
Sepanjang sejarahnya, NSC telah memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan strategis, mulai dari krisis misil Kuba (1962), Perang Vietnam, Perang Teluk, intervensi di Afghanistan dan Irak, hingga isu kontemporer seperti konflik Rusia Ukraina dan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. Dalam era digital, NSC juga berperan dalam pengembangan cyber strategy dan pengawasan network-centric operations yang menyangkut ancaman dunia maya dan disinformasi global. Dengan kompleksitas ancaman yang kian berkembang mulai dari perubahan iklim, pandemi, hingga ancaman teknologi canggih peran Dewan Keamanan Nasional AS tidak hanya menjadi penjaga kedaulatan nasional, tetapi juga penentu arah bagaimana Amerika memproyeksikan kekuatan dan pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia. Keputusan-keputusan yang lahir dari ruang rapat NSC tidak hanya menentukan nasib Amerika, melainkan juga menggema hingga ke kawasan Indo-Pasifik dan belahan dunia lainnya.
Demikianlah maka pada setiap kebijakan nasional strategis yang diputuskan tidak akan pernah terjadi seperti misalnya kebijakan yang melanggar UU AS sendiri. Tidak akan terjadi kebijakan seperti umpama saja Keputusan mendelegasikan wewenang pengelolaan wilayah udara teritori NKRI kepada negara lain yang kemudian ternyata bertentangan dengan UU RI tahun 2009 tentang penerbangan.
Kesimpulannya adalah. kita perlu juga untuk memiliki semacam NSC di negara kita, agar Pimpinan Negara tidak keliru dalam memutuskan sebuah kebijakan strategis yang berdampak kepada Kepentingan Nasional Republik Indonesia.
Referensi:
- The White House. (2023). The National Security Council. Retrieved from: https://www.whitehouse.gov/nsc/
- U.S. Congress. (1947). National Security Act of 1947, Public Law 80-253.
- Hastedt, G. P. (2020). American Foreign Policy: Past, Present, and Future. Rowman & Littlefield.
- Rosati, J. A., & Scott, J. M. (2017). The Politics of United States Foreign Policy. Cengage Learning.
- Priess, D. (2016). The President’s Book of Secrets: The Untold Story of Intelligence Briefings to America’s Presidents. PublicAffairs.
- Office of the Director of National Intelligence. (2024). Members of the Intelligence Community. https://www.dni.gov
- Daalder, Ivo H., & Destler, I. M. (2009). In the Shadow of the Oval Office: Profiles of the National Security Advisers and the Presidents They Served. Simon & Schuster.
Jakarta 26 Juni 2025
Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia