Legenda yang Tak Pernah Padam
Musik Tejano lahir dari persilangan budaya Meksiko-Amerika di Texas, sebuah wilayah yang sarat dengan kisah perjuangan imigran dan pekerja ladang. Di dalam sejarah panjangnya, nama Joe DeLeón Hernández atau lebih dikenal sebagai Little Joe, berdiri sebagai ikon yang bukan hanya melestarikan genre ini, tetapi juga membawanya melintasi batas lokal menuju panggung nasional dan internasional. Julukan “El Tejano” atau “King of the Brown Sound” melekat padanya, menandai kiprahnya yang konsisten selama lebih dari enam dekade. Little Joe lahir pada 17 Oktober 1940 di Temple, Texas, dari keluarga besar sederhana dengan tiga belas anak. Masa kecilnya penuh keterbatasan; rumah mereka berdinding seadanya, berlantai tanah, dan kehidupannya dijalani dengan berpindah-pindah mengikuti pekerjaan sebagai buruh tani kapas. Namun, darah seni sudah mengalir dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang penghibur keliling, sementara ibunya seorang pianis. Dari lingkungan inilah Little Joe menemukan gairah bermusik yang kemudian membentuk jalan hidupnya. Pada usia tiga belas tahun, ia sudah mulai bermain gitar dalam band sepupunya, David Coronado & the Latinaires, sebuah pengalaman awal yang memperkenalkan dunia panggung dan membawa pada langkah-langkah berikutnya.
Perjalanan musik Little Joe diwarnai oleh perpaduan gaya yang khas. Ia menggabungkan tradisi Tejano dengan blues, jazz, rock, dan country, menghasilkan sebuah suara unik yang disebut “Brown Sound.” Inspirasi datang dari tokoh orquesta Tejana seperti Beto Villa, yang membuatnya tertarik pada format musik dengan instrumen orkestra. Melalui karya-karyanya, Little Joe tidak sekadar menghibur, tetapi menyuarakan realitas komunitas Chicano dan pekerja imigran. Lagu “Las Nubes” bahkan dijadikan lagu resmi United Farm Workers, organisasi buruh tani yang memperjuangkan keadilan sosial. Musiknya menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi mereka yang terpinggirkan. Salah satu momen penting dalam kariernya adalah ketika ia membawakan versi Tejano dari lagu klasik country “The Wild Side of Life.” Lagu ini awalnya populer pada era 1950-an di Amerika, tetapi melalui interpretasi Little Joe, karya tersebut memperoleh napas baru dan diterima luas oleh khalayak lintas generasi. Dengan aransemen khas yang memasukkan elemen brass dan ritme orquesta, Little Joe berhasil menjembatani dua tradisi musik yakni country yang identik dengan masyarakat kulit putih pedesaan, dan Tejano yang berakar pada komunitas Meksiko-Amerika. Keberhasilan membawakan “The Wild Side of Life” menunjukkan keahliannya dalam menerjemahkan musik lintas budaya dan membuktikan bahwa suara Tejano bisa bersanding setara dengan genre musik populer lainnya di Amerika. Meski kariernya gemilang, jalan yang ditempuh tidak selalu mulus. Pada tahun 1964, ia kehilangan adiknya Jesse dalam sebuah kecelakaan mobil, sebuah tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus menguatkan tekadnya untuk melanjutkan musik keluarga. Dari situ, band yang semula bernama Latinaires kemudian bertransformasi menjadi La Familia, sebuah simbol kedekatan, kebersamaan, dan akar budaya yang terus ia pegang teguh. Dalam rentang enam dekade, Little Joe telah merilis lebih dari tujuh puluh album dan menyabet sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Grammy Awards. Pada 2023, pemerintah Amerika Serikat memberinya penghargaan National Heritage Fellowship, sebuah pengakuan tertinggi untuk seniman tradisi dan folk.
Hidup pribadi Little Joe juga penuh dinamika. Ia menikah selama lebih dari enam puluh tahun dengan Criselida “Cris” Cantu Hernández, hingga istrinya wafat pada Oktober 2024 setelah berjuang melawan kanker. Kepergian sang istri merupakan kehilangan yang sangat mendalam baginya. Namun, justru dari rasa duka itu lahir inspirasi baru. Ia menulis lagu khusus untuk mengenang sang istri, meskipun hingga kini belum sanggup merekamnya karena beban emosional. Kehilangan itu tidak membuatnya berhenti. Sebaliknya, Little Joe tetap bersemangat untuk melanjutkan tur, menulis lagu, dan menghadirkan karya-karya baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya dalam genre Tejano. Pada usia lebih dari delapan puluh tahun, ia menolak untuk melambat. Tahun 2025 menjadi tonggak penting karena ia bersiap merayakan ulang tahunnya yang ke-85 dengan konser besar di Arizona dan San Antonio. Keputusan tampil di panggung-panggung teater dan balai pertunjukan besar adalah tanda bahwa semangatnya untuk menghadirkan musik berskala luas masih menyala. Baginya, musik bukan sekadar profesi, tetapi identitas, warisan, dan sarana perjuangan budaya. Little Joe “El Tejano” adalah bukti hidup bahwa legenda tidak pernah padam hanya karena waktu. Dari kehidupan sederhana di ladang kapas hingga menjadi ikon musik Tejano dunia, kisahnya adalah cermin daya juang, dedikasi, dan cinta pada budaya. Ia tetap menjadi suara yang menyatukan komunitas, mengingatkan bahwa musik bukan hanya hiburan, melainkan juga warisan, perlawanan, dan pengikat identitas yang tak tergantikan.
Tejano adalah istilah yang mencakup identitas budaya sekaligus genre musik yang berkembang di Texas. Kata ini berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “orang Texas” dan secara historis digunakan untuk menyebut keturunan Meksiko yang tinggal di Texas setelah wilayah tersebut berpindah dari Meksiko ke Amerika Serikat pada abad ke-19. Dengan demikian, Tejano menjadi identitas etnis sekaligus kultural bagi komunitas Meksiko-Amerika di Texas. Dalam dunia musik, Tejano adalah genre yang lahir dari perpaduan tradisi Meksiko, seperti ranchera dan conjunto, dengan pengaruh musik Amerika dan Eropa, termasuk polka Jerman dan Polandia, country, blues, rock, serta jazz. Dari sinilah muncul apa yang dikenal sebagai musik Tex-Mex atau Brown Sound. Ciri khas musik ini terletak pada penggunaan akordeon yang dipengaruhi oleh tradisi musik Eropa, alat musik bajo sexto yang menjadi pengiring khas, serta sentuhan orkestra dengan instrumen tiup seperti trompet dan saksofon. Liriknya sering kali dinyanyikan dalam bahasa Spanyol atau campuran Spanyol–Inggris (Spanglish), mencerminkan realitas kehidupan komunitas Chicano. Sejarah Tejano tidak bisa dilepaskan dari sosok-sosok penting yang mempopulerkannya. Little Joe y La Familia dikenal sebagai pelopor Brown Sound dengan inovasi yang memasukkan unsur jazz dan country. Selena Quintanilla kemudian menjadikan Tejano dikenal luas di seluruh dunia pada dekade 1990-an hingga ia dijuluki “Queen of Tejano Music.” Selain itu, Emilio Navaira juga muncul sebagai salah satu penyanyi pria paling populer dalam genre ini.
Lebih dari sekadar hiburan, musik Tejano memiliki fungsi sosial dan budaya yang mendalam. Ia menjadi medium ekspresi identitas, kebanggaan, dan perjuangan komunitas Meksiko-Amerika, terutama dalam menghadapi diskriminasi dan tantangan hidup di Amerika. Lirik-liriknya banyak berbicara tentang cinta, kerja keras, dan aspirasi hidup, menjadikan Tejano sebagai suara kolektif dari sebuah komunitas yang terus berjuang mempertahankan eksistensinya.
Referensi
Arts.gov. “Joe DeLeon ‘Little Joe’ Hernández.” National Endowment for the Arts, National Heritage Fellows. 2023.
Fox26 Houston. “Tejano Legend Little Joe Undergoes Emergency Heart Procedure.” Fox26 Houston, December 6, 2024.
Houston Chronicle. “Criselida ‘Cris’ Hernández, Wife of Tejano Legend Little Joe, Dies.” Houston Chronicle, October 2024.
KSAB FM iHeart. “Happy Birthday Little Joe: 5 Iconic Songs from the Music Legend.” iHeart, October 17, 2024.
Music Apple. “Little Joe – Top Songs and Albums.” Apple Music. Accessed September 12, 2025.
Tejano Nation. “Little Joe Not Slowing Down as He Plans New Music and Bigger Shows.” Tejano Nation, June 19, 2025.
Tejano Nation. “Exclusive: Little Joe Opens Up about Loss of Wife, Sister Just Days Apart.” Tejano Nation, October 15, 2024
Wikipedia. “Little Joe (Singer).” Last modified 2025.
Jakarta 12 September 2025
Chappy Hakim
Disusun, dirangkum dari berbagai sumber dan AI