Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Home
    • Biography
    • Photo
    • Books CH
    • Video
    • Around The World
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
    Chappy HakimChappy Hakim
    Subscribe
    Chappy HakimChappy Hakim
    Home»Article»Rumi dan Puisi Cinta yang Menembus Zaman
    Article

    Rumi dan Puisi Cinta yang Menembus Zaman

    Chappy HakimBy Chappy Hakim06/05/2025No Comments4 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

     Membaca Rumi Lewat Mata Coleman Barks

    Di zaman yang semakin terfragmentasi oleh perbedaan agama, ras, dan ideologi, nama Jalaluddin Rumi justru kembali bergema dari halaman-halaman buku, media sosial, hingga ruang diskusi spiritual modern. Siapakah sebenarnya Rumi? Mengapa syair-syairnya yang ditulis hampir 800 tahun lalu masih terasa relevan dan menyentuh hati banyak orang hari ini—termasuk di dunia Barat? Jawabannya terletak tidak hanya pada kedalaman makna spiritual yang dikandung karyanya, tetapi juga pada upaya penerjemah modern yang berhasil menghidupkan kembali pesona syairnya. Salah satunya adalah Coleman Barks, penyair asal Amerika Serikat yang memainkan peran besar dalam memperkenalkan Rumi kepada pembaca berbahasa Inggris secara luas.

    Penyair, Sufi, dan Pecinta Tuhan

    Jalaluddin Muhammad Rumi lahir pada tahun 1207 di Balkh, yang sekarang berada di wilayah Afghanistan. Ia kemudian menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya (Turki modern), dan dikenal sebagai seorang ulama Islam, guru spiritual, sekaligus penyair mistik. Kehidupan Rumi berubah drastis setelah pertemuannya dengan Shams-i Tabrizi, seorang sufi pengembara yang menjadi sahabat sekaligus cermin ruhani bagi Rumi. Dari hubungan itu, lahirlah puisi-puisi yang menggetarkan hati, yang tidak hanya bicara tentang cinta kepada sesama, tetapi tentang cinta yang lebih tinggi—cinta kepada Tuhan.

    Coleman Barks dan Suara Baru Rumi

    Nama Coleman Barks menjadi penting karena ia adalah sosok yang menjembatani karya-karya Rumi ke pembaca masa kini, terutama di dunia Barat. Meski ia bukan penerjemah bahasa Persia, Barks bekerja sama dengan penerjemah literal seperti John Moyne untuk menafsirkan ulang syair-syair Rumi dalam bahasa yang puitis dan kontemporer. Dalam bukunya The Essential Rumi, Barks menyampaikan pesan-pesan cinta Rumi dalam bentuk yang sederhana namun tetap menyimpan kedalaman spiritual.  Barks tidak sekadar menerjemahkan kata demi kata. Ia menafsirkan ruh dan getaran batin dari setiap bait Rumi, menjadikannya seperti nyanyian hati yang bisa dipahami oleh siapa pun, tanpa harus memahami konteks sejarah atau bahasa Persia abad ke-13. Dalam satu pengantar bukunya, Barks menulis bahwa ia melihat Rumi bukan sebagai penyair dari dunia Islam semata, melainkan sebagai “penyair jiwa manusia.”

    Cinta Sebagai Jalan Spiritual

    Salah satu tema utama dalam puisi Rumi adalah cinta—bukan cinta romantis dalam pengertian duniawi, tetapi cinta ilahi yang menjadi jalan pembebasan diri. Dalam salah satu terjemahan Barks, Rumi menulis:

    “Luka adalah tempat cahaya masuk ke dalam dirimu.”
    (The Essential Rumi, Coleman Barks)

    Kalimat ini, sesingkat apa pun, memuat pemahaman sufistik bahwa penderitaan bukan untuk disesali, melainkan jendela untuk memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan. Rumi tidak menolak kesedihan, tetapi memeluknya sebagai bagian dari perjalanan menuju keutuhan diri.

    Dalam bait lainnya, Barks menerjemahkan:

    “Agamaku adalah cinta. Setiap hati adalah tempat ibadahku.”
    (The Soul of Rumi, Coleman Barks)

    Ini adalah penegasan bahwa Rumi melampaui sekat-sekat agama dan denominasi. Cinta, bagi Rumi, adalah agama itu sendiri. Bukan karena ia menolak Islam, tetapi justru karena ia telah menyelam jauh ke dalamnya hingga menemukan esensi terdalamnya: rahmat dan cinta kasih.

    Spiritualitas Universal

    Dalam dunia yang sering disesaki oleh konflik dan saling curiga antaragama, pesan Rumi melalui terjemahan Barks hadir sebagai oase. Ia mengajarkan bahwa spiritualitas sejati tidak membatasi, melainkan memeluk. Dalam puisinya, Rumi tidak peduli apakah seseorang Muslim, Yahudi, Kristen, atau ateis—selama ia memiliki cinta di hatinya, maka ia dekat dengan Tuhan.

    “Datanglah, siapa pun dirimu. Orang berdosa, penyembah berhala, atau orang yang telah meninggalkan jalan. Ini bukan rumah keputusasaan. Datanglah, bahkan jika kau melanggar janji seribu kali.”
    (The Essential Rumi, Coleman Barks)

    Kalimat ini bukan hanya puisi, tapi juga seruan welas asih dan pengampunan. Ia membuka ruang bagi siapa saja untuk mendekat, tanpa dihakimi.

    Mengenali Diri Sendiri

    Membaca Rumi, terlebih melalui gaya interpretatif Coleman Barks, bukan sekadar menikmati puisi. Ia adalah undangan untuk kembali mengenal siapa diri kita, untuk menyadari bahwa kerinduan kita yang terdalam bukan pada dunia, tapi pada sumber cinta yang hakiki.  Di tengah dunia yang penuh kegaduhan dan kebencian, suara Rumi muncul seperti bisikan dari masa lalu yang tetap relevan: bahwa Tuhan bisa ditemukan dalam setiap detak hati, dalam setiap cinta yang tulus, dan dalam setiap langkah pencarian yang jujur.

    Dan seperti yang sering dikutip oleh banyak pencinta Rumi:

    “Apa yang kamu cari, sedang mencarimu.”

    Referensi

    • Barks, Coleman. The Essential Rumi. HarperOne, 1995.
    • Barks, Coleman. The Soul of Rumi: A New Collection of Ecstatic Poems. HarperOne, 2002.
    • Barks, Coleman. Rumi: The Book of Love – Poems of Ecstasy and Longing. HarperOne, 2003.
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePelajaran Dari kancah Perang Udara India Pakistan
    Next Article Memetik Pelajaran dari Medan Tempur India Pakistan
    Chappy Hakim

    Related Posts

    Article

    Bagaimana Hanud RI ?

    06/06/2025
    Article

    KEDAULATAN DI ANTARIKSA: ANTARA HARAPAN TEKNOLOGI DAN REALITAS GEOPOLITIK

    06/05/2025
    Article

    Diplomasi Indonesia dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan

    06/05/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Dunia Penerbangan Chappy Hakim. All Rights Reserved. Dev sg.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.