Seorang teman saya bercerita, saat mencoba keberuntungan di Brunei. Dia mengajukan proposal untuk mengikuti tender pangadaan mobil dan Bus yang sedang dibuka oleh pemerintah Brunei. Dia satu-satunya yang datang dari Indonesia dan membawa proposal Mobil dan Bus buatan Indonesia, dengan asumsi, bahwa dia sudah tau beberapa produk otomotif Indonesia cukup populer disana, antara lain Toyota Kijang. Pada hari yang ditentukan, dari 4 pihak yang mengajukan proposal, maka dia adalah peserta nomor satu yang dicoret. Penasaran, dia pun kemudian mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Tidak terlalu sulit, dalam waktu 2 hari ia sudah menerima penjelasan, bahwa proposalnya di coret dengan alasan, bahwa kendaraan yang ditawarkan tidak memenuhi syarat “safety” kendaraan bermotor di Brunei. Bus yang ditawarkan, tidak ada “emergency exit” nya, dan mobil yang diajukan tidak dilengkapi dengan standard requirement safety device yaitu “air bag”.
Teman saya menjadi setengah bingung dan setengah heran, karena mengacu kepada semua kendaraan yang diajukannya ke Brunei adalah kendaraan yang biasa dan laku dipergunakan di Indonesia. Dengan setengah penasaran, ia pun lalu menyelidiki sendiri kendaraan Kijang di Brunei yang Made In Indonesia, setelah di cek, ternyata Kijang buatan Indonesia di Brunei dilengkapi dengan “air bag”. Ia tahu betul bahwa di Indonesia ia dan beberapa teman memiliki Kijang dengan tipe yang sama, namun tidak ada “air bag”nya. Lebih heran lagi, ternyata pula bahwa harga Kijang di Brunei yang lengkap dengan airbag nya, lebih murah harganya dibanding dengan harga kijang tanpa airbag di Indonesia. Berikutnya dia kemudian juga mendapati bahwa Bus di Jakarta, ternyata memang tidak ada “emergency exit” nya, kecuali beberapa Bus bekas yang Ex Jepang.
Lengkaplah keheranannya saat itu. Lalu, ia pun berpikir, itu baru kendaraan mobil di darat, selanjutnya bagaimana dengan persyaratan keamanan dalam pengelolaan penerbangan, bagaimana “safety requirement” yang harus dipatuhi di pesawat terbang? Teman saya memutuskan untuk tidak melakukan penyelidikan tentang hal ini, karena dia akan merasa lebih nyaman bepergian dengan pesawat terbang dengan tanpa mengetahui kenyataan bagaimana faktor safety diberlakukan untuk pesawat terbang di Indonesia. Setengah yakin, dia merasa pasti tidak akan jauh berbeda dengan Kijang dengan “air-bag” nya. Apa Iya?
Jakarta 15 Januari 2011
Chappy Hakim
5 Comments
bisa ya, produk lebih bagus tapi harga lebih murah….tanya kenapa???
Kedengaran nya simple, air bag, tapi tidak dijadikan sebagai komponen safety dalam kendaraan..
hanya di Indonesia…. kapan negeri ini akan berubah ya….????
Mari kita merubahnya !
Soalnya, semua pada cari untung saja !