Pagi tadi saat sedang berjalan-jalan dengan isteri, saya menerima berita duka dari seorang teman yang mengabarkan tentang telah berpulangnya Bapak Marsekal Muda Purnawirawan Makki Perdanakusuma. Saya menerima dari teman sesama purnawirawan Angkatan Udara, sementara dalam waktu yang hampir bersamaan isteri saya menerima kabar duka dari teman-temannya “geng” alumni Psikologi Universitas Indonesia. Isteri dari Makki Perdanakusuma adalah Indriati Iskak, seorang bintang film kenamaan di tahun 1950-an, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan terakhir menjabat dalam satu posisi strategis di Unilever Indonesia.
Makki Perdanakusuma adalah adik kandung dari Halim Perdanakusuma, keduanya adalah termasuk para pelopor, perintis, senior yang turut membangun Angkatan Udara Republik Indonesia bersama dengan Suryadarma dan kawan-kawan. Lahir di Sumenep pada tanggal 28 Desember 1928, Makki Perdanakusuma merupakan lulusan Pilot AURI yang berlatih di TALOA (Transocean Air Lines Oakland Airport) Academy of Aeronautics, Bakersfield California USA tahun 1950. Sebanyak 60 kadet AURI yang belajar disana dan mereka terkenal dengan nama “The 60 Californians”, 45 kadet lulus sebagai penerbang dan sisanya menjadi Navigator. Makki Perdanakusuma, lulus dengan menyandang predikat 20 “pilot pilihan” , penerbang jagoan, lulusan terbaik, bersama dengan antara lain Omar Dani dan Leo Wattimena dan kemudian terpaksa harus tinggal di Amerika lebih lama tujuh bulan sebagai tambahan untuk berlatih sebagai “Instructor Pilot”.
Terakhir kondisi kesehatan Pak Makki yang telah berusia 86 tahun, sebenarnya relatif cukup bagus walau dengan kondisi jantung yang secara klinis sudah dinyatakan hanya berfungsi dibawah 50%. Selesai melaksanakan tugas di AURI beliau melanjutkan kegiatan dalam upaya turut serta untuk tetap mengembangkan penerbangan perintis di tanah air. Terakhir almarhum menjabat sebagai Direktur Utama PT DAS, Dirgantara Air Service yang melayani penerbangan dipelosok Kalimantan dan Nusa Tenggara yang jauh dari gemerlapnya “glamour dan Luxurious” sebagaimana layaknya dunia penerbangan pada umumnya, sampai akhirnya PT DAS tidak sanggup lagi bersaing dengan begitu banyak pendatang baru didunia Maskapai penerbangan perintis yang jauh lebih “lincah” gerakannya dan lebih “lihai” kemampuan manuvernya.
Bulan lalu saya dan isteri dan anak-anak berjumpa tidak sengaja di Kemchick, Kemang, restorannya Bob Sadino, dengan Bapak dan Ibu Makki yang baru saja selesai medical check-up yang hasilnya cukup baik. Hari itu keduanya tampak sangat ceria dan bahkan Ibu Makki mengatakan siang itu mereka tengah merayakan “hasil baik” dari pemeriksaan kesehatan Pak Makki, dengan “makan enak” di restoran Bob Sadino, yang siang itu secara kebetulan juga berjumpa dengan Pak Bob Sadino, sang pemilik restoran. Saya dan Isteri sama sekali tidak menyangka , bahwa itulah pertemuan terakhir dengan Bapak Makki Perdanakusuma. Seorang senior yang sangat perduli dengan perkembangan keudaraan di negeri ini dan juga terhadap perkembangan bangsa dan negara pada umumnya. Secara berkala bila ada artikel atau buku yang bagus, beliau selalu menyempatkan diri untuk membeli dan membagikannya kepada beberapa teman termasuk saya. Seminggu setelah bertemu bulan lalu itu, beliau masih sempat mengirimkan majalah Tempo edisi “memanas” nya persaingan Pilpres 2014. Saya belum sempat menghubunginya untuk menyampaikan terimakasih, dan tadi siang saya hanya dapat menemui jasadnya yang sudah terbaring di kediamannya yang asri.
Nampak tenang air muka beliau, memancarkan keikhlasan yang luar biasa seperti yang sering di tampilkannya dalam bahasa tubuh sehari-hari bila berjumpa dengan sahabat, handai tolan, serta para Juniornya. Siang itu saya melihat, bagaimana Ibu Makki dengan tabah, bahkan dengan tersenyum menyambut kedatangan saya dengan seraya berkata, Nah ini dia yang baru di omong-omongin sejak kemarin. Bapak mau telepon kamu Lho, tapi saya bilang nggak usah lah, tunggu ketemu saja. Beliau ternyata tengah mengikuti perkembangan berita di media online yang menyebut-nyebut nama saya yang konon dimasukkan dalam nominasi dijajaran pemerintahan baru yang akan datang. Selama ini perhatian beliau dan isteri terhadap saya dan isteri memang sangat “hangat”. Pak Makki selalu mengikuti tulisan-tulisan saya dan tidak jarang kemudian memberikan masukan untuk tulisan-tulisan yang akan datang. Saya dan Pak Makki memang memiliki hubungan yang unik.
Saya dan Pak Makki adalah purnawirawan Angkatan Udara, sementara Isteri saya dan Ibu Makki adalah sesama lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kekerabatan yang sangat memiliki keunikan yang mungkin agak jarang terjadi. Saya sering mengatakan kepada Pak Makki bahwa kita berdua adalah “life time client” alias pasien abadi dari seorang Psikolog . Waktu berjalan begitu cepat, hanya Tuhan yang mengetahui kapan seseorang akan pulang kembali keharibaannya. Selamat Jalan Pak Makki, kami semua berdoa agar bapak dapat tenang disana , diterima disisi Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, dilapangkan jalannya ke Surga. Kami juga berdoa agar keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan kekuatan dalam menghadapi ini semua. Sekali lagi “Selamat Jalan Pak Makki. “
Marsda TNI Makki Perdanakusuma, penyandang lebih dari 14 berbagai Bintang/Medali/Satya Lencana, menurut rencana akan dikebumikan esok hari jam 1600wib di TMP Kalibata Jakarta.
Jakarta 27 Juli 2014
Chappy Hakim