Pertahanan Indonesia – Angkatan Perang Negara Kepulauan
Indonesia,sebagai negara, terasa belakangan ini seakan sudah tidak lagi dihargai orang!, RI tengah dilecehkan, dianggap remeh, sangat tidak disegani sebagai satu negara yang berdaulat. Salah satu penyebabnya adalah, mungkin mereka tahu bahwa RI, walaupun satu negara yang besar akan tetapi tidak memiliki kekuatan Pertahanan Negara yang memadai. Sebagai satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tidak memiliki Angkatan Perang yang kuat, Angkatan Perang Negara Kepulauan!
7 Desember 2002, Mahkamah Internasional memutuskan: Sipadan Ligitan menjadi milik Malaysia.
3 Juli 2003, F-18 US Navy bermanuver di atas Bawean tanpa ijin.
12 September 2008, pesawat Australia tanpa dokumen, mendarat di Merauke.
14 Desember 2010, pesawat Malaysia mendarat di Surabaya, tanpa security clearance dan flight approval. Banyak lagi penerbangan
liar yang tidak sanggup kita deteksi!
Tahun 2005, Malaysia mengklaim Ambalat, menubrukkan dengan sengaja kapal perangnya ke KRI Tedung Naga.
Patok perbatasan di sepanjang Kaltim dan Kalbar, banyak digeser masuk ke arah wilayah RI.
13 Agustus 2010, tiga petugas DKP ditangkap di wilayah perairan RI oleh Malaysia, konon disiksa dan diborgol. Baru dilepas setelah “ditukar” dengan “pencuri ikan”!
Tenaga Kerja RI di Malaysia, Arab Saudi dan lainnya diperlakukan buruk, disiksa, kerap sampai mati!
Saxophone Kapal Induk dan Human Error
Berdaulat di Udara
Pelangi Dirgantara
Awas Ketabrak Pesawat Terbang
Tanah Air dan Udaraku Indonesia
Angkatan Udara Siaga Senantiasa
Rosihan Anwar – Ketika dalam perjalanan menuju perpustakaan Erasmus saya ditelpon oleh Prof. Dr. Salim Said M.A., M.A.I.A yang memberitahukan dia baru punya buku Chappy Hakim berjudul Dari Segara ke Angkasa. Sebuah otobiografi, penerbit Dinas Penerangan Angkatan Udara 2005. Chappy Hakim ialah Kasau tahun 2002 – 2005. Walaupun kenal pribadi dengan ayahnya, saya sama sekali tidak pernah ketemu atau bicara dengan Chappy. Jadi saya baca bukunya dengan hati terbuka dan tanpa preconceived ideas. Di buku ini dia melukiskan Jakarta awal tahun 1950-an sebagaimana dilihatnya. Toko-toko dan gedung yang disebutkannya banyak yang tidak ada lagi. Demi pembangunan fisika kota Jakarta.
Air Diplomacy
We know that to build a strong military, even just for defensive purposes, the costs can be relatively high. And to build a strong military for offensice purpose, a nation must consider the military might of the country that is projected to be a threat, both in terms of quality and quantity.
In line with this, ‘Air Diplomacy’ during peace time should be developed to protect and retain the national interests of Indonesia as well as prevent the possibility of war. The formula for war has only two choice : win or perish!
For the Republic of Indonesia there is only one national philosophy : “We Love peace, but we love freedom ever more”
Cat Rambut Orang Yahudi
Kumpulan tulisan yang terdapat di dalam blog kompasiana
Untuk Indonesiaku
Dari Segara ke Angkasa
Pelangi Dirgantara
Chappy Hakim in Music and Song